Katadata Green HUT RI 79
Banner

83% Kota di Dunia Hadapi Bahaya Iklim Besar

freepik.com/wirestock
Avatar
Oleh Arsyad Paripurna 4 Juli 2024, 10.08

Lembaga nirlaba CDP melaporkan dampak perubahan iklim yang paling luas yang dihadapi kota-kota di dunia dan masyarakatnya adalah banjir dan panas ekstrem.

CDP menjalankan sistem pengungkapan lingkungan hidup di dunia untuk perusahaan, kota, negara bagian, dan wilayah.

Sekitar 83% dari 1.131 kota yang melaporkan data lingkungan mereka melalui CDP-ICLEI Track pada 2023 mengatakan bahwa mereka menghadapi bahaya iklim yang signifikan - meningkat dari 80% pada 2022 - dengan dengan lebih dari separuhnya atau 56% telah terdampak secara signifikan oleh bahaya-bahaya tersebut.

Sekitar dua pertiga dari kota-kota yang melaporkan memperkirakan bahaya-bahaya tersebut akan menjadi lebih intens (67%), dan lebih sering terjadi (64%), di masa depan.

Ada 58% kota yang melapor bahwa banjir merupakan bahaya besar bagi wilayah mereka, menjadikannya sebagai bahaya yang paling banyak dilaporkan yang mempengaruhi kota-kota di dunia.

Hal ini diikuti oleh panas ekstrem (54% kota), kekeringan (38%), hujan lebat (35%), dan risiko kebakaran hutan (22%).

Data CDP juga menunjukkan bahwa sekitar sepertiga dari semua proyek infrastruktur iklim yang dilaporkan oleh kota-kota melalui CDP-ICLEI Track pada 2023 (727 dari 2.346) berfokus pada peningkatan adaptasi dan ketahanan iklim, dengan 55% di antaranya dilaporkan oleh kota-kota di kawasan Global South.

"Dari banjir terburuk dalam sejarah negara hingga gelombang panas dan kebakaran hutan yang mematikan, efek dari kerusakan iklim sangat menghancurkan bagi kota-kota dan masyarakatnya - terutama di Global South - karena skalanya yang sangat besar," kata Direktur CDP untuk Kota, Negara Bagian dan Wilayah, Maia Kutner, dikutip dari rilis CDP, Kamis (4/7).

Proyek-proyek tersebut secara kolektif bernilai US$47 miliar (Rp 768 triliun), dengan investasi sekitar US$21 miliar (Rp 343 triliun). Hal ini menyoroti hubungan mendasar antara pengungkapan data iklim dan pendanaan proyek-proyek yang yang penting untuk mengatasi bahaya iklim.

CDP juga meneliti dampak nyata dari bahaya iklim terhadap manusia. Dari kota-kota yang melaporkan banjir sebagai bahaya, 98% mengatakan bahwa rumah tangga berpenghasilan rendah terkena dampaknya, 77% mengatakan lansia, dan 67% mengatakan masyarakat yang terpinggirkan.

Dari kota-kota yang melaporkan panas ekstrem sebagai bahaya, 97% mengatakan lansia terkena dampaknya, 75% mengatakan rumah tangga berpenghasilan rendah, dan 73% mengatakan anak-anak.

Maia mengatakan hanya data yang dapat memberikan wawasan yang dibutuhkan kota untuk mengelola, memitigasi, dan beradaptasi dengan dampak dari planet bumi yang berubah dengan cepat ini.

Banjir

Tahun 2024 menghadirkan banjir dahsyat di seluruh dunia, mulai dari Brasil - yang mengalami banjir terburuk dalam sejarahnya di negara bagian Rio Grande do Sul pada bulan Mei - hingga Teluk Persia yang biasanya gersang di bulan April.

Dari kota-kota yang melaporkan adanya bahaya iklim, 83% di Amerika Utara (164 kota) menyatakan bahwa banjir merupakan bahaya, diikuti oleh 80% di Eropa (160 kota), 69% di Afrika dan Timur Tengah (49 kota), 66% di Asia Pasifik (113 kota), dan 56% di Amerika Latin (169 kota).

Ini termasuk kota-kota seperti Los Angeles (Amerika Serikat), Rio de Janeiro (Brasil), Roma (Italia), Lagos (Nigeria), Kolkata (India) dan Sydney (Australia).

Panas Ekstrem

Gelombang panas juga mulai melanda bumi, dengan India dan Filipina mencatatkan suhu tertinggi di bulan Mei.

Dari kota-kota yang melaporkan adanya bahaya iklim, 85% di Amerika Utara (167 kota) menyatakan bahwa panas ekstrem merupakan sebuah bahaya, diikuti oleh 83% di Eropa (166 kota), 54% di Asia Pasifik (92 kota), 51% di Afrika dan Timur Tengah (36 kota), dan 50% di Amerika Latin (153 kota).

Ini termasuk kota-kota seperti Montreal (Kanada), Bogota (Kolombia), Paris (Prancis), Johannesburg (Afrika Selatan), Ho Chi Minh City (Vietnam) dan Auckland (Selandia Baru).

Editor : Arsyad Paripurna
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.