Katadata Green HUT RI 79
Banner

Sirap Surya Semakin Populer

vecteezy.com/papan saengkutrueang
Avatar
Oleh Arsyad Paripurna 13 Juli 2024, 11.01

Men's Journal dan Forbes mengatakan sirap surya adalah ubin yang menyerap sinar matahari, yang sangat mirip dengan penutup atap pada umumnya, dan menyediakan energi matahari tanpa sistem panel besar yang menempel di bagian atas rumah.

Kini saat yang tepat untuk mempertimbangkan diversifikasi rencana energi rumah tangga karena biaya teknologi semakin menurun dan terdapat keringanan pajak yang tersedia untuk membantu kita mengurangi hingga 8.500 pon polusi udara yang menyebabkan pemanasan global setiap tahunnya.

Forbes melaporkan bahwa sirap surya juga dapat menurunkan tagihan energi kita sebesar 40% hingga 70%, tergantung pada berapa banyak yang kita tambahkan ke tempat tinggal kita.

Konsep ini sudah ada sejak lama. Tesla menjadi menjadi sorotan utama pada 2016 ketika meluncurkan produk Solar Roof. Namun, tuntutan hukum dan laporan penjualan yang lesu telah memunculkan pemberitaan yang beragam sejak itu.

Kini banyak perusahaan yang membuat sirap penghasil energi. GAF Energy di Texas, misalnya, memproduksi versi yang dapat dipaku.

Men's Journal memiliki 22 pertanyaan bagi kontraktor jasa pemasangan panel surya jika kita ingin memanfaatkan tenaga surya. Salah satu pertanyaannya adalah usia atap.

“Kemungkinan besar tidak masuk akal untuk memasang panel pada atap yang perlu segera diganti,” kata Presiden Gunner Roofing di Connecticut Andrew Prchal.

Sirap surya mungkin merupakan pilihan terbaik jika atap perlu diganti. Forbes mencatat bahwa sirap biasanya memiliki lebar sekitar satu kaki dan panjang 86 inci. 

Beratnya sekitar 13 pon per kaki persegi dan tebalnya kurang dari satu inci. Rata-rata kita membutuhkan sekitar 350 buah.

Jumlah sinar matahari yang diubah menjadi listrik atau efisiensi sirap setara dengan rata-rata industri panel sebesar 10% hingga 20%, tergantung pada kualitas teknologinya.

Sirap juga cocok dengan usia panjang panel. Menurut Forbes, sirap dan pannel akan bertahan selama beberapa dekade. Masalah terbesar bagi banyak orang kemungkinan besar adalah biaya. Forbes mencantumkan ukuran sistem untuk rumah pada umumnya dengan harga sekitar US$12.700 (Rp 204 juta).

Sirap surya bisa berharga antara US$15.000 (Rp 241 juta) dan US$20.000 (Rp 322 juta), sedangkan produk Tesla harganya puluhan ribu dolar lebih mahal (walaupun perusahaan ini menangani semuanya mulai dari desain hingga penyelesaian, dengan aplikasi untuk memantau pengoperasian setelahnya).

Keringanan pajak yang signifikan juga dapat membantu membiayai sebagian biaya. Setelah aktif dan berjalan, kita dapat memperoleh penghematan murni pada tagihan energi kita.

Laporan tersebut juga mencatat bahwa sirap relatif baru dibandingkan panel tradisional. Jadi menemukan kontraktor jasa pemasangan kemungkinan lebih sulit. EnergySage bisa membantu menyusun rencana tenaga surya, mulai dari pembiayaan hingga penyimpanan baterai. 

Pilihan lainnya, yaitu tenaga surya komunitas, memberikan cara untuk memanfaatkan energi terbarukan dari pembangkit listrik tenaga surya terdekat tanpa harus memasang peralatan di rumah. 

Beberapa riset online sederhana dapat membantu kita memulai. Menambahkan energi matahari ke rumah kita, dengan cara apa pun, akan mengurangi jumlah polusi di udara kita, yang terlihat di lingkungan sekitar dalam berbagai cara.

NASA mengaitkan polusi dengan risiko cuaca buruk yang lebih besar, yang berdampak pada biaya dan perlindungan asuransi.

Jika berencana memasang penangkap sinar matahari di rumah, sirap surya memberikan kinerja luar biasa dengan pengaturan yang mudah. Untuk saat ini, harganya lebih mahal, dan mungkin butuh usaha lebih untuk menemukan kontraktor jasa pemasangan.

“Mereka populer karena pemasangan merata dengan atap, yang akan mencegah makhluk dan kotoran berkumpul di bawah panel,” kata Andrew Prchal, dikutip dari The Cool Down, Rabu (10/7).

Reporter : reportergreen Editor : Arsyad Paripurna
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.