Katadata Green
Banner

4 Hal yang Perlu Diketahui tentang Mikroplastik

freepik.com/jcomp
Avatar
Oleh Arsyad Paripurna 11 Juli 2024, 17.25

Hasil penelitian terbaru dari Cornell University menunjukkan bahwa masyarakat di negara-negara Asia Tenggara mengonsumsi mikroplastik paling banyak di antara 109 negara.

Mikroplastik didefinisikan sebagai partikel plastik yang lebih kecil dari 5 mm, dan terkadang sekecil 1 mikron, atau seper-70 lebar rambut manusia. Mereka dapat memasuki sistem manusia dengan berbagai cara.

Penelitian terkait lainnya menemukan bahwa serat, butiran, atau fragmen yang masuk ke sistem peredaran darah, pernapasan, dan pencernaan Anda dapat menimbulkan efek jangka panjang dan menyebabkan berbagai penyakit.

Dikutip dari The Straits Times, Kamis (11/7), berikut empat hal yang perlu diketahui tentang mikroplastik:

1). Mikroplastik tersembunyi dalam makanan yang kita makan sehari-hari

Meskipun studi dari Cornell tidak merinci statistik untuk Singapura, masyarakat di Indonesia dilaporkan mengonsumsi mikroplastik senilai sekitar tiga kartu kredit atau 15 gram setiap minggunya. Sebagian besar hal ini terjadi melalui makanan yang mereka konsumsi.

Demikian pula, ketika kita menyantap makanan siap saji, menggunakan peralatan makan sekali pakai, meminum air kemasan, atau bahkan memeras cabai atau saus tomat dari bungkus saus, mikroplastik akan terlepas dari kemasannya ke dalam makanan kita.

Jika kita meminum tiga cangkir kopi panas dari cangkir kertas yang dilapisi plastik, kita menelan sekitar 75 ribu partikel plastik berukuran mikron.

Jika kita sering makan makanan laut, kemungkinan besar kita akan mengonsumsi lebih banyak mikroplastik yang masuk ke lautan melalui pembuangan sampah terbuka, limpasan sampah, dan degradasi sampah plastik yang lebih besar di laut, kemudian menyebar melalui jaring makanan laut.

Mikroplastik yang disebarkan melalui air dapat disalahartikan sebagai makanan oleh organisme akuatik seperti fitoplankton dan zooplankton, yang kemudian dikonsumsi oleh hewan laut yang lebih besar seperti ikan dan kerang, yang mungkin akan kita makan.

2). Kita juga menghirup jutaan partikel mikroplastik setiap hari

Kita tidak hanya memakan mikroplastik, kita juga menghirupnya. Hal ini terutama karena sebagian besar pakaian yang kita kenakan adalah pakaian sintetis dan terus menerus melepaskan serat mikro ke udara sekitar.

Selain itu, pabrik-pabrik di negara-negara industri dekat Singapura mengeluarkan mikroplastik ke udara, ketika limbah dari produksi kain dan pakaian sintetis, barang elektronik, dan kemasan bahan makanan yang kita beli dibuang ke lautan di sekitarnya.

Plastik ini mungkin berpindah ke perairan sekitar Singapura. Dibandingkan dengan masyarakat di Eropa barat laut, yang umumnya menghirup 0,3 juta partikel mikroplastik setiap hari, masyarakat di Asia Tenggara diperkirakan menghirup 2,8 juta partikel mikroplastik setiap hari.

Hal ini dapat disebabkan oleh tingginya jumlah plastik dalam proses produksi dan tingginya aktivitas laut seperti penangkapan ikan.

3). Mikroplastik dapat terakumulasi dalam sistem tubuh kita hingga kita berusia 70-an

Para ilmuwan sedang mempelajari seberapa banyak mikroplastik yang tertelan atau terhirup bermigrasi dari usus dan paru-paru ke organ dan jaringan lain, dan risiko kesehatan apa yang dihadapi manusia dari partikel yang diserap, yang telah dikaitkan dengan berbagai efek berbahaya pada hewan.

Meskipun partikel plastik berukuran lebih besar yang kita konsumsi biasanya dikeluarkan dari tubuh kita, partikel mikroplastik kecil yang masuk ke dalam tubuh dapat bertahan karena umumnya resisten terhadap biodegradasi.

Partikel tajam dapat mengiritasi usus dan menyebabkan peradangan. Mikroplastik juga dapat menumpuk secara permanen di tubuh kita sepanjang hidup kita, melepaskan bahan kimia yang dapat mengganggu fungsi hormon dan meningkatkan risiko kanker selama bertahun-tahun.

Saat terhirup, partikel plastik dapat memicu batuk dan kesulitan bernapas lainnya, serta memperburuk kondisi seperti asma.

4). Mikroplastik mungkin juga berada di organ reproduksi kita

Partikel plastik berukuran mikron dapat memasuki aliran darah dan menyebar ke berbagai bagian tubuh seperti organ reproduksi.

Mikroplastik yang ditemukan pada testis pria diduga berpotensi menurunkan kesuburan dengan mengganggu hormon, sehingga kemungkinan menyebabkan mutasi gen.

Penelitian juga menemukan mikroplastik di plasenta wanita, yang memberikan nutrisi bagi janin. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang kesuburan dan risiko bayi dilahirkan kurang berkembang atau terkena kanker di kemudian hari.

Reporter : reportergreen Editor : Arsyad Paripurna
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.