Pembangkit listrik tenaga surya di India tumbuh dengan laju paling lambat dalam enam tahun terakhir pada paruh pertama tahun 2024, seiring dengan meningkatnya ketergantungan India terhadap batu bara untuk mengatasi lonjakan permintaan listrik.
Data dari regulator jaringan listrik pemerintah Grid-India menunjukkan listrik yang dihasilkan dari batu bara tumbuh 10,4% selama enam bulan yang berakhir pada 30 Juni, melampaui pertumbuhan pembangkit listrik secara keseluruhan sebesar 9,7% selama periode tersebut.
Pembangkit listrik tenaga surya di negara penghasil listrik terbesar ketiga dari matahari ini meningkat menjadi 63,6 miliar kilowatt-jam (kWh) pada paruh pertama tahun 2024.
Angka tersebut naik 14,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dan 18,5% pada tahun kalender 2023.
India sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia telah memprioritaskan batu bara untuk mengatasi lonjakan permintaan listrik dalam beberapa tahun terakhir.
Tahun lalu, produksi listrik tenaga batu bara India melampaui produksi energi terbarukan untuk pertama kalinya sejak kesepakatan Paris di 2015.
Pola penggunaan bahan bakar di negara-negara Asia Selatan/Tenggara sejak keluar dari pandemi COVID-19 sebagian besar sejalan dengan tren di kawasan tersebut, di mana Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Bangladesh semuanya menggunakan batu bara untuk menghasilkan listrik yang murah.
Porsi bahan bakar fosil dalam produksi listrik meningkat menjadi 77,1% pada paruh pertama tahun 2024, dibandingkan dengan 76,6% pada periode yang sama tahun lalu, menempatkannya di jalur yang tepat untuk meningkat selama empat tahun berturut-turut.
India memperkirakan total pembangkit listrik selama tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2025 akan tumbuh dengan laju tercepat dalam lebih dari satu dekade.
Pertumbuhan tersebut diperkirakan terutama didukung oleh pertumbuhan output tenaga listrik berbahan bakar batu bara sebesar 8,9%, melampaui pertumbuhan energi terbarukan sebesar 8,2%.
Para analis memperkirakan energi terbarukan akan tumbuh lebih cepat mulai tahun fiskal berikutnya, karena tender dan komisioning proyek-proyek energi ramah lingkungan mulai meningkat.
ICRA, yang merupakan unit pemeringkat Moody's di India, memperkirakan instalasi energi terbarukan akan meningkat lebih dari sepertiganya menjadi 25 gigawatt (GW) pada tahun fiskal yang berakhir pada bulan Maret 2025.
Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.