Katadata Green
Banner

Jerman-Maroko Bentuk Aliansi Ekspor dan Produksi Hidrogen Hijau

World Bank
Avatar
Oleh Arsyad Paripurna 1 Juli 2024, 10.30

Jerman setuju membentuk aliansi iklim dan energi dengan Maroko untuk mendukung ekspansi energi terbarukan dan produksi hidrogen di negara Afrika utara tersebut.

Jerman berusaha untuk memperluas ketergantungannya pada hidrogen sebagai sumber energi masa depan demi mengurangi emisi rumah kaca untuk sektor-sektor industri yang berpolusi tinggi yang tidak dapat dialiri listrik seperti baja dan bahan kimia.

Jerman harus mengimpor hingga 70% dari kebutuhan hidrogennya di masa depan karena negara dengan ekonomi terbesar di Eropa ini menargetkan netral iklim pada 2045, tetapi tidak memiliki ruang dan kondisi untuk produksi tenaga angin dan matahari yang besar.

"Maroko memiliki kondisi terbaik untuk transisi energi dan produksi hidrogen hijau. Jerman ingin mengimpor hidrogen," kata Menteri Pembangunan Svenja Schulze, yang menandatangani deklarasi aliansi dengan Menteri Luar Negeri Maroko Nasser Bourita di Berlin.

"Jerman memiliki posisi yang sangat istimewa... sebagai mitra ekonomi, sebagai mitra dagang, tetapi juga sebagai mitra politik," ujar Nasser dalam sebuah konferensi pers dengan mitranya dari Jerman, Annalena Baerbock, dikutip dari Reuters, Jumat (28/6).

Svenja mengatakan ekonomi hidrogen hijau yang baru harus adil dan tidak seperti ekonomi berbasis fosil.

"Kami ingin melakukan ini secara adil dan dalam kemitraan, sehingga Maroko juga dapat mendorong transisi energinya dan mendapatkan bagian yang adil dari rantai nilai masa depan," tambahnya.

Sekretaris Negara Kementerian Ekonomi Stefan Wenzel mengatakan karena kedekatan geografis, Jerman mendukung kerja sama perdagangan listrik antara Maroko dan Uni Eropa serta partisipasi perusahaan dan pemasok teknologi Jerman untuk memajukan ekonomi hidrogen di sana.

Sejak tahun 2012, Jerman telah menjanjikan pinjaman bersubsidi lebih dari €1 miliar (Rp 17,5 triliun) untuk membangun energi terbarukan di Maroko, yang sebagian digunakan untuk membangun pembangkit listrik tenaga panas matahari terbesar di dunia di kota Ouarzazate, Maroko selatan.

Pabrik hidrogen yang didanai oleh Jerman ini diharapkan dapat menghasilkan sekitar 10.000 ton hidrogen per tahun, cukup untuk memproduksi 50.000 ton baja hijau.

Kementerian Ekonomi mengatakan proses tender publik internasional untuk para pembeli diperkirakan akan dimulai tahun ini dan produksi dimulai pada tahun 2028 atau 2029.

Aliansi ini juga akan membahas sejauh mana hidrogen hijau dan produk terkait dapat diangkut ke Jerman dan Eropa.

Reporter : reportergreen Editor : Arsyad Paripurna
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.