Banner

Jerman akan Alokasikan US$3,8 M untuk Impor Hidrogen Hijau

123RF.com/Alexander Kirch
Avatar
Oleh Hari Widowati 21 Februari 2024, 14.44

Jerman akan mengalokasikan dana publik hingga US$3,8 miliar atau sekitar Rp 58,9 triliun untuk pengadaan hidrogen hijau dan turunannya antara tahun 2027 dan 2036. Menurut Kementerian Ekonomi Jerman, penggunaan hidrogen hijau akan membantu upaya dekarbonisasi perekonomian terbesar di Eropa ini.

"Tujuan dari langkah pendanaan ini adalah untuk menyatukan penawaran dan permintaan, baik dari segi jumlah maupun harga," kata Kementerian Ekonomi Jerman dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Selasa (20/2). Dana tersebut akan berasal dari Dana Iklim dan Transformasi pemerintah.

Jerman berusaha untuk memperluas ketergantungan pada hidrogen sebagai sumber energi masa depan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor industri yang sangat berpolusi yang tidak dapat dialiri listrik. Misalnya, baja dan bahan kimia serta mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang diimpor.

Jerman harus mengimpor hingga 70% dari kebutuhan hidrogennya di masa depan karena negara dengan ekonomi terbesar di Eropa ini bertujuan untuk menjadi netral iklim pada tahun 2045.

Dana tersebut akan digunakan untuk mengkompensasi selisih antara harga penawaran dan permintaan. Kementerian Ekonomi juga menyatakan bahwa mereka sedang mendiskusikan rincian penggunaan dana baru tersebut dengan Komisi Eropa.

Proyek H2Global

Untuk mempercepat peningkatan pasar global hidrogen hijau dan meningkatkan investasi, pemerintah meluncurkan proyek H2Global pada tahun 2021 dengan menggunakan "lelang ganda". Di bawah skema ini, hidrogen atau turunan hidrogen dibeli dengan harga murah di pasar dunia dan dijual kepada penawar tertinggi.

"Ini adalah permulaan. Tidak lebih, tidak kurang," kata Helge Barlen, seorang ahli hidrogen di AFRY Management Consulting. Namun, apakah anggaran tersebut bakal cukup untuk meningkatkan ekonomi hidrogen Jerman akan bergantung pada seberapa besar perbedaan antara harga penawaran dan permintaan yang akan berkembang.

Barlen mengatakan dengan selisih harga hipotetis sebesar 4 euro (Rp 67.600) per kilogram hidrogen, jumlah pendanaan ini akan mendukung hampir satu juta metrik ton selama sepuluh tahun. Hal ini dapat mengurangi sekitar 5% emisi dari produksi tahunan industri baja Jerman.

David Wenger, seorang pengembang proyek hidrogen, mengatakan pernyataan pemerintah ini menunjukkan optimisme pemerintah terkait volume hidrogen hijau yang diproduksi secara global dalam waktu dekat dan seberapa cepat produksi akan ditingkatkan.

"Kenyataannya berbeda dengan apa yang dibayangkan oleh para politisi saat ini. Industri ini masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan teknologi, jadi saya rasa kita tidak akan melihat jumlah yang diumumkan pada tahun 2030," kata Wenger.

Editor : Hari Widowati
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.