Katadata Green HUT RI 79
Banner

Musim Panas Tiba, Ratusan Orang Tewas

123RF.com/filmfoto
Avatar
Oleh Arsyad Paripurna 21 Juni 2024, 14.25

Gelombang panas menghanguskan kota-kota di empat benua saat Belahan Bumi Utara menandai hari pertama musim panas.

Ini menjadi sebuah pertanda bahwa perubahan iklim akan kembali memicu rekor baru yang dapat melampaui musim panas tahun lalu sebagai yang terpanas dalam 2.000 tahun terakhir.

Cuaca panas dalam beberapa hari terakhir diduga telah menyebabkan ratusan, bahkan ribuan kematian di seluruh Asia dan Eropa.

Di Arab Saudi, hampir dua juta jemaah haji sedang menyelesaikan ibadah haji di Masjidil Haram di Mekkah minggu ini. Namun, ratusan orang telah meninggal dunia selama ibadah haji berjalan di tengah suhu di atas 51 derajat Celcius.

Sumber-sumber medis dan keamanan Mesir mengatakan bahwa setidaknya 530 warga Mesir telah meninggal dunia saat menunaikan ibadah haji, naik dari 307 yang dilaporkan kemarin. Sebanyak 40 orang lainnya masih dinyatakan hilang.

Negara-negara di sekitar Mediterania juga kembali merasakan suhu tinggi yang menyengat. 

“Suhu tinggi telah menyebabkan kebakaran hutan dari Portugal hingga Yunani dan sepanjang pantai utara Afrika di Aljazair,” kata Observatorium Bumi milik Badan Kelautan dan Atmosfir Nasional (NOAA) Amerika Serikat dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Kamis (20/6),

Di Serbia, para ahli meteorologi memperkirakan suhu sekitar 40 derajat Celcius minggu ini karena angin dari Afrika Utara mendorong gelombang panas di seluruh Balkan. 

Otoritas kesehatan mengumumkan peringatan cuaca dan menyarankan orang-orang untuk tidak keluar rumah.

Layanan darurat Beograd mengatakan para dokter melakukan 109 kali intervensi dalam semalam untuk merawat orang-orang dengan kondisi jantung dan kesehatan kronis.

Di negara tetangga Montenegro, di mana otoritas kesehatan juga memperingatkan orang-orang untuk tetap berada di tempat teduh hingga sore hari, puluhan ribu turis mencari kesejukan di pantai-pantai di sepanjang pesisir Adriatik.

Eropa tahun ini menghadapi serentetan kasus turis tewas dan hilang di tengah cuaca panas yang berbahaya.

Berdasarkan laporan Polisi Yunani pada Senin (17/6), seorang warga Amerika berusia 55 tahun ditemukan tewas di pulau Mathraki, Yunani. Ini merupakan kematian turis ketiga dalam seminggu.

Selama empat hari berturut-turut, sebagian besar wilayah Amerika Serikat (AS) bagian timur diliputi oleh kubah panas, sebuah fenomena yang terjadi ketika sistem tekanan tinggi yang kuat memerangkap udara panas di atas suatu wilayah, mencegah udara sejuk masuk dan menyebabkan suhu tanah tetap tinggi.

Kota New York membuka pusat penampungan berpendingin darurat di perpustakaan, pusat-pusat lansia, dan fasilitas lainnya. 

Sekolah-sekolah di kota tersebut beroperasi secara normal, sedangkan sejumlah distrik di pinggiran kota di sekitarnya memulangkan para siswa lebih awal untuk menghindari panas.

Otoritas meteorologi juga mengeluarkan peringatan soal panas ekstrem untuk beberapa bagian negara bagian Arizona, termasuk Phoenix, pada hari Kamis, dengan suhu yang diperkirakan akan mencapai 45,5 derajat Celcius.

Di negara bagian New Mexico, kebakaran hutan yang bergerak cepat didukung oleh cuaca yang sangat panas telah menewaskan dua orang, menghanguskan lebih dari 23.000 hektar lahan dan menghancurkan 500 rumah.

Hujan lebat dapat membantu meredam kobaran api, tetapi badai petir pada hari Kamis juga menyebabkan banjir bandang dan mempersulit upaya pemadaman.

Menurut Sistem Informasi Kesehatan Panas Terpadu Nasional, hampir 100 juta penduduk AS menerima saran, pengawasan, dan peringatan panas ekstrem pada hari Kamis.

Dinas Cuaca Nasional melaporkan suhu yang brutal akan mulai menurun di New England pada hari Jumat, tetapi New York dan negara-negara bagian Atlantik tengah akan terus mengalami panas yang mendekati rekor hingga akhir pekan.

Reporter : reportergreen Editor : Arsyad Paripurna
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.