Katadata Green
Banner

Katadata Green dan Breathe Cities Gelar Lokakarya Udara Bersih Jakarta

Katadata Green
Avatar
Oleh Athiya Ramadhian 5 Desember 2025, 21.08

Katadata Green bersama Breathe Cities diwakili Vital Strategies dan sejumlah mitra menyelenggarakan Lokakarya “Partisipasi Masyarakat untuk Pengembangan Inisiatif Udara Bersih Jakarta” pada 19–20 November 2025. Peserta berasal dari Kelurahan Penjaringan, Joglo, Johar Baru, Kebon Kosong, Pejagalan, Tegal Alur, dan Jatinegara Kaum. Mereka perwakilan tujuh kecamatan di Jakarta yang selama ini aktif dalam Program Kampung Iklim (Proklim) dan inisiatif pelestarian lingkungan lainnya.

Lokakarya ini diinisiasi sebagai respons atas kondisi kualitas udara Jakarta yang konsisten masuk kategori tidak sehat dalam setahun terakhir. Berdasarkan halaman Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta tercatat sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di Indonesia pada 21 Oktober lalu. Bahkan pada 9 Oktober, Jakarta menempati posisi kedua tertinggi kota paling berpolusi di dunia.

Kondisi tersebut menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih terarah melalui konsep kawasan udara bersih (clean air zone/CAZ). Adapun CAZ adalah area dalam kota dengan aturan khusus untuk menjaga kualitas udara. Zonasi ini biasanya diterapkan di bagian kota yang polusinya paling tinggi. 

CAZ melihat kualitas udara melalui pendekatan terpadu, seperti ketersediaan ruang terbuka hijau, pengelolaan sampah, dan penggunaan moda transportasi harian. Pendekatan lainnya yaitu penggunaan energi bersih pada rumah tangga dan UMKM. 

Health & Wellbeing Partner AMANA Solutions, Samuel Josafat Olam, mengatakan bahwa masyarakat bisa memberikan inovasi dalam menuntaskan masalah polusi udara, terutama dalam kaitannya dengan kesehatan publik. “Masyarakat bisa mengurangi emisi dari kegiatan rumah tangga melalui langkah sederhana. Mulai dari menghemat penggunaan listrik, mengurangi pembakaran sampah, dan mengoptimalkan ventilasi alami,” ucapnya.

Sejalan dengan semangat itu, Researcher Rujak Center for Urban Studies, Benaya Valentino Ginting, menekankan bahwa ruang terbuka hijau yang dapat diakses publik dibangun dengan konsep solusi berbasis alam (nature-based solutions atau NBS). NBS adalah cara mengatasi masalah lingkungan dan sosial dengan menjaga, merawat, atau memulihkan alam. 

Sementara, praktisi gerakan minim sampah Jirowes, Shanty Syahril, menekankan bahwa masyarakat harus fokus pada pencegahan produksi sampah dari konsumsi sehari-hari. Menurut mereka, meski masalah sampah saat ini dituntaskan lewat kehadiran bank sampah atau kampanye daur ulang, hal ini belum mengubah kebiasaan konsumsi masyarakat yang akan menghasilkan banyak sampah.

Dengan langkah ini, inisiatif udara bersih yang lahir dari komunitas diharapkan tidak hanya menjadi rekomendasi, tetapi juga dapat diadopsi serta direplikasi, sehingga menjadi perubahan nyata di tingkat kebijakan maupun praktik sehari-hari. Lokakarya ini menjadi fondasi awal menuju gerakan partisipatif yang memperkuat kualitas udara dan kesehatan lingkungan Jakarta dalam jangka panjang.

Penggerak lingkungan dari Penjagalan, Jiung,  menyampaikan bahwa kegiatan lokakarya ini membuatnya lebih paham mengenai polusi udara. “Saya jadi lebih paham bagaimana polusi udara dihasilkan dalam kehidupan sehari-hari, serta cara-cara untuk menanganinya,” katanya.

 

 

Editor : Editor Katadata Green
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.