Perbincangan seputar komitmen nyata RI terhadap isu krisis iklim, transformasi energi, dan pengentasan ketimpangan pembangunan akan mengemuka di dalam Indonesia International Sustainability Forum (ISF), pada 10–11 Oktober 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC).
Pemerintah berupaya memastikan agar berbagai komitmen global seperti Paris Agreement, Sustainable Development Goals (SDGs), maupun kerangka kerja Environmental, Social, and Governance (ESG) sungguh terwujud dalam strategi, kebijakan, dan tindakan nyata RI.
Salah satu pesan kuat dari ISF adalah penegasan bahwa ESG dan SDGs bukanlah label, melainkan prinsip kerja. Setiap proyek dan inisiatif yang tampil di forum ini melalui proses seleksi ketat, meninjau aspek lingkungan, dampak sosial, serta tata kelola dan akuntabilitasnya.
Pendekatan ini juga menunjukkan bahwa sektor swasta Indonesia semakin memahami pentingnya keberlanjutan, tidak hanya sebagai tuntutan eksternal, tetapi sebagai elemen inti dari model bisnis jangka panjang. Melalui peran aktif KADIN Indonesia sebagai mitra strategis forum, ISF turut mendorong transformasi bisnis nasional menuju standar ESG yang lebih matang dan terintegrasi.
Pada 2024, ISF mencatat capaian signifikan a.l. lebih dari 11.000 peserta dari 53 negara, fasilitasi 12 nota kesepahaman (MoU) strategis, dan menjadi forum aksi iklim terbesar kedua di Asia Pasifik setelah COP.
Dan pada tahun ini, forum menargetkan skala yang lebih luas, dengan partisipasi dari pemimpin nasional dan internasional, mulai dari pejabat PBB, tokoh global pembangunan berkelanjutan, hingga CEO perusahaan dan lembaga keuangan multilateral.
Kehadiran mereka membawa perspektif global terhadap berbagai tantangan pembangunan, sembari membuka ruang kolaborasi lintas batas, khususnya antara negara-negara Global South yang memiliki tantangan dan peluang serupa.
ISF 2025 menjadi momen penting bagi Indonesia untuk menunjukkan bahwa transformasi menuju ekonomi hijau dan biru tidak harus mengikuti narasi negara maju, tetapi bisa dirancang dari pengalaman, kapasitas, dan kebutuhan negara berkembang sendiri. Dengan narasi “aksi lokal, dampak global,” forum ini memposisikan Indonesia bukan hanya sebagai peserta, tetapi sebagai arsitek masa depan berkelanjutan yang lebih adil dan adaptif.
Informasi lebih lanjut: https://indonesiasustainabilityforum.co.id/