Katadata Green
Banner

erafone dan Komunitas Bandung Bersinergi Kelola E-Waste Berkelanjutan

Katadata
Avatar
Oleh Fitria Nurhayati 23 Juli 2025, 19.30

Dalam era digital seperti saat ini, penggunaan perangkat elektronik semakin meningkat pesat. Mulai dari ponsel, laptop, televisi, hingga peralatan rumah tangga berbasis teknologi, menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. 

Namun, di balik kenyamanan itu, muncul ancaman baru berupa sampah elektronik atau e-waste. Sampah elektronik mengandung bahan berbahaya seperti timbal, merkuri, dan kadmium yang dapat mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan benar. 

Di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap e-waste ini, erafone berupaya ambil bagian menghadirkan solusi berkelanjutan. Melalui program #erafoneJagaBumi, pelaku industri ritel teknologi ini menyediakan dropbox e-waste di sepuluh gerai area Bandung.

Untuk memperluas awareness pengelolaan e-waste berkelanjutan, erafone berkolaborasi dengan komunitas lokal Bandung. “Kami sadar, untuk memperluas jangkauan program ini ke lebih banyak warga Bandung perlu kolaborasi bersama berbagai komunitas lokal,” ucap Jimmy Peranginangin, Group Chief of HC, GA, Litigation & CSR at Erajaya Group. 

Vice President Parongpong Raw Lab, Amiroh Husna Utami menyambut baik kolaborasi tersebut. Menurutnya, kolaborasi adalah kunci dalam implementasi segala inisiasi yang berhubungan dengan lingkungan, termasuk program waste management.

“Karena komunitas lokal paham atas kontekstual lokal dan budaya dari masyarakat, sehingga punya sense of belonging yang tinggi” ucap Ami. 

Harapannya, lanjut Ami, pelibatan komunitas ini bisa menjadi agent of change dalam waktu yang panjang. Kolaborasi yang dilakukan bisa berupa co-creation, capacity building, dan meningkatkan awareness, termasuk untuk menginspirasi komunitas lainnya.

Di antara kolaborasi yang dilakukan erafone bersama Katadata Green dengan komunitas Bandung adalah dengan menggelar kegiatan komunitas bertajuk “Saatnya Bijak Kelola Sampah Elektronik” pada Minggu (13/7). Rangkaian kegiatannya berupa plogging, kemudian dilanjutkan diskusi mengenai bagaimana mengelola e-waste yang bertanggung jawab, dan workshop pembuatan konten digital. 

Dalam kegiatan ini terdapat hampir 200 peserta dari berbagai komunitas seperti Parongpong Raw Lab, Asah, Berplogging Ria dan Teens Go Green. Selain itu juga ada perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung dan karyawan erafone Bandung.

Kegiatan plogging -olahraga sambil memungut sampah- dari Gasibu ke Store erafone & more Dago melewati area Gempol selama satu jam menghasilkan total sampah 26 kg. Terdiri dari plastik botol 4,2 kg, residu 8,7 kg, puntung rokok 1,05 kg, pecahan kaca 9,7 kg, dan kertas 2,4 kg. Sampah yang terkumpul tersebut dikelola lebih lanjut oleh Parongpong Raw Lab beserta mitranya. 

“Untuk waktu 1 jam plogging, sampah yang terkumpul cukup banyak,” ucap Pramudina Narundana, Koordinator Berplogging Ria. 

Kemudian pada sesi sharing session pengelolaan e-waste, Ami menyebutkan bahwa pengelolaan sampah bisa dilakukan mulai dari diri sendiri yang kemudian dikembangkan ke komunitas dan lingkungan sekitar. 

“Manfaatkan betul gadget yang kita punya. Kita bisa sharing pengelolaan limbah, termasuk limbah elektronik lewat gadget yang kita punya,” ucap Ami. 

Dalam kegiatan tersebut, terdapat 10 handphone dan 5 e-waste lainnya terkumpul di dropbox. Sedangkan untuk jumlah e-waste yang terkumpul di sepuluh gerai erafone Bandung sejak Juni sampai pertengahan Juli 2025 terkumpul lebih dari 300 e-waste. 

Lead of Business B2C Region 3 Jabar, Roby Akhmad Pauzy, menyampaikan, kegiatan bersama komunitas tersebut menjadi wadah masyarakat sekitar untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Ke depannya, lanjut Roby, erafone berencana untuk memperluas jangkauan program dengan menambah titik dropbox. 

Reporter : reportergreen Editor : Fitria Nurhayati
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.