SUN Energy meraih pendanaan jangka panjang senilai Rp620 miliar dari PT Sarana Multi Infrastruktur dengan tenor 15 tahun untuk pengembangan energi surya di sektor komersial dan industri.
Direktur Utama SUN Energy Emmanuel Jefferson mengatakan fasilitas ini mencakup pendanaan untuk konstruksi energi surya dan memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk lebih fleksibel dengan operasional. “Kolaborasi ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memangkas emisi dan meningkatkan bauran energi terbarukan,” katanya dalam keterangan resmi.
Sementara itu, Direktur Keuangan dan Investasi PT SMI Sylvi J. Gani mengatakan kemitraan ini akan mendukung transisi energi di Indonesia. Ia menyebut perusahaan berkomitmen membantu penanganan krisis iklim. “Kami akan mengeksplorasi proyek potensial untuk mendanai infrastruktur panel surya di Indonesia,” ujarnya.
Ini bukan pembiayaan hijau pertama yang diterima oleh SUN Energy di tahun ini. Pada Februari 2024 silam, SUN Energy juga meraih pembiayaan sebesar Rp 500 miliar dari PermataBank.
Hingga saat ini, SUN Energy telah berkolaborasi dengan sejumlah perusahaan untuk memasang panel surya untuk kebutuhan operasional industri. Salah satunya adalah pemasangan panel surya di PT Idec Abadi Wood Industries di Kalimantan Utara dengan kapasitas 762,700 kWh yang diklaim bisa memangkas 593 ton CO2 per tahun. Secara total, perusahaan sudah memasang 175 MWp panel surya di Indonesia hingga November 2024.
Tidak hanya di Indonesia, SUN Energy juga mengincar pasar di luar negeri seperti Australia dan sejumlah negara di Asia Tenggara. Di Negeri Kanguru, SUN Energy sudah memasang 132 MWp. Adapun di Vietnam dan Thailand, perusahaan sudah memasang masing-masing 26 MWp dan 22 MWp.
“Tahun depan kita akan mengincar perusahaan FMCG seperti Unilever dan Sido Muncul,” ujar Chief of Sales SUN Energy, Oky Gunawan.