Katadata Green
Banner

Sekjen PBB: Wilayah Pasifik Hadapi Kehancuran Iklim

123rf.com/Andrey Kryuchkov
Avatar
Oleh Arsyad Paripurna 23 Agustus 2024, 17.43

Kepala Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres memperingatkan bahwa beberapa wilayah Pasifik menghadapi kehancuran akibat siklon yang disebabkan oleh iklim, gelombang panas laut, dan naiknya permukaan air laut.

Dalam kunjungannya ke Samoa, ia mengatakan nasib kepulauan Pasifik bergantung pada pembatasan pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri.

Hampir 200 negara sepakat untuk memperjuangkan target tersebut dalam perjanjian iklim Paris 2015.

Namun, perkiraan PBB menunjukkan bahwa dunia tidak berada di jalur yang tepat untuk mencapainya.

"Permukaan air laut yang tinggi dan terus meningkat menimbulkan ancaman yang sangat besar bagi Samoa, Pasifik, dan negara-negara kepulauan kecil berkembang lainnya, dan tantangan ini menuntut tindakan internasional yang tegas," kata Antonio.

Wilayah Pasifik hanya menyumbang 0,02% emisi karbon global.

"Namun, Anda berada di garis depan krisis iklim, menghadapi peristiwa cuaca ekstrem mulai dari badai tropis yang mengamuk hingga gelombang panas laut yang memecahkan rekor. Permukaan air laut meningkat bahkan lebih cepat daripada rata-rata global, sehingga menimbulkan ancaman eksistensial bagi jutaan penduduk Kepulauan Pasifik. Orang-orang menderita. Perekonomian hancur. Dan seluruh wilayah terancam kehancuran," ujar Antonio.

Antonio mendesak negara-negara kaya untuk memenuhi komitmen mereka untuk membantu membayar konsekuensi perubahan iklim di negara-negara berkembang.

Ia juga menyerukan tindakan internasional untuk mengatasi dampak perubahan iklim, penangkapan ikan berlebihan, dan polusi plastik di Samudra Pasifik.

Antonio mengatakan minat negara-negara besar di kawasan itu meningkat, sebuah singgungan terhadap perebutan kekuasaan dan pengaruh di Pasifik antara Tiongkok dan Amerika Serikat serta sekutu-sekutunya.

"Pasifik paling baik dikelola oleh penduduk kepulauan Pasifik. Pasifik tidak boleh menjadi forum persaingan geostrategis," ujarnya, dikutip dari CNA, Kamis (22/8).

Reporter : reportergreen Editor : Arsyad Paripurna
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.