Katadata Green HUT RI 79
Banner

Commonwealth Bank of Australia Hentikan Pembiayaan Bahan Bakar Fosil

ANTARA FOTO/R. Rekotomo/Spt.
Avatar
Oleh Arsyad Paripurna 16 Agustus 2024, 16.37

Pemberi pinjaman terbesar di Australia mengumumkan akan menghentikan pembiayaan perusahaan bahan bakar fosil yang tidak mematuhi tujuan iklim Perjanjian Paris pada akhir tahun 2024.

Langkah Commonwealth Bank of Australia (CBA) ini tidak biasa dibandingkan dengan bank-bank pesaing lainnya, yang hingga kini belum berhenti mendukung bisnis batu bara, minyak, dan gas.

Dalam laporan terbaru, CBA mengonfirmasi bahwa klien yang gagal memenuhi jalur emisi yang konsisten dengan menjaga peningkatan suhu global pada target jauh di bawah 2 derajat Celcius sesuai perjanjian Paris tidak akan menerima pembiayaan perusahaan atau perdagangan baru atau fasilitasi obligasi dengan waktu jatuh tempo setelah 31 Desember 2024.

Bank tersebut juga menetapkan kriteria inti bagi klien, yang mencakup rencana pengurangan emisi jangka menengah untuk 2035 serta ambisi mencapai nol emisi yang mencakup setidaknya 95% polusi karbon dari pemrosesan dan ekstraksi.

Market Forces menyebut CBA sebagai pelanggar terburuk dalam hal iklim dan pinjaman kepada perusahaan bahan bakar fosil. 

Kelompok lobi iklim tersebut kini memujinya sebagai bank besar pertama di Australia yang mengumumkan pemutusan hubungan dengan klien-klien yang merusak iklim.

Akankah bank lain mengikuti langkah yang sama dalam hal pinjaman bahan bakar fosil?

Pada hari Rabu, Market Forces memuji perubahan haluan bank tersebut.

“CBA memiliki pesan yang sangat jelas kepada perusahaan minyak dan gas: tanggung jawab ada di sini dan jika rencana Anda tidak sejalan dengan tujuan iklim global, kami tidak akan meminjamkan uang kepada Anda,” kata seorang analis senior Market Forces.

Pada saat yang sama, kelompok lobi tersebut mengkritik bank-bank pesaing atas keputusan mereka untuk meminjamkan sekitar Rp 7,7 triliun (€450 juta) kepada raksasa gas Santos untuk rencana ekspansi besar-besaran dan berbahaya.

“Pemegang saham, nasabah, dan staf ANZ, NAB, dan Westpac akan marah karena bank-bank ini kembali mengingkari janji-janji iklim mereka, dan berharap mereka akan menyamai CBA ketika mereka merilis laporan keterbukaan mereka pada bulan November,” kata analis tersebut, dikutip dari Euronews, Kamis (15/8).

Di antara keempat bank besar tersebut, Market Forces mengonfirmasi bahwa CBA sudah memiliki paparan paling sedikit terhadap industri gas, batu bara, dan minyak, dengan pembiayaan ekstraksi bahan bakar fosil yang relatif rendah, yakni 0,2% dari total pinjaman yang beredar.

ANZ berhasil mengurangi emisi yang dibiayainya di sektor listrik hingga seperempat serta memangkas minyak dan gas hingga 30% dan batu bara termal hingga 96% antara tahun 2020 dan 2023.

Pada gilirannya, NAB menyatakan telah memutuskan untuk menghentikan pembiayaan untuk pelanggan baru atau proyek baru terkait pertambangan batu bara termal pada September 2023.

Apa yang melatarbelakangi keputusan CBA untuk mengubah haluan pembiayaan bahan bakar fosil?

Dalam laporannya, CBA menjelaskan bahwa ada kekhawatiran yang berkembang mengenai frekuensi dan dampak peristiwa cuaca ekstrem.

Menurut mereka, masalah tersebut berdampak buruk pada nilai properti serta kemampuan asuransi beberapa rumah.

Premi asuransi rata-rata naik sebesar 28% dalam setahun hingga 31 Maret.

CBA mengakui bahwa sekitar 12% rumah tangga mengalami tekanan keterjangkauan asuransi rumah yang ekstrem.

"Meskipun keterjangkauan asuransi belum terwujud sebagai risiko finansial bagi bank, kami telah mengidentifikasinya sebagai risiko yang muncul, mengingat risiko yang ditimbulkan bagi nasabah kami dan selanjutnya bagi bank," ujar CBA dalam laporannya.

Bank tersebut juga memperkirakan bahwa pinjaman perumahan yang berisiko tinggi secara fisik akibat perubahan iklim berjumlah miliaran dolar Australia, terutama dalam hal risiko akibat siklon, banjir, kebakaran hutan, dan naiknya permukaan air laut.

Secara keseluruhan, jumlah tersebut adalah 2,2% dari keseluruhan eksposur CBA.

Reporter : reportergreen Editor : Arsyad Paripurna
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.