Badai Debby menerjang daratan di wilayah Big Bend, Florida, pada hari Senin sebagai badai Kategori 1.
Ramalan cuaca pemerintah Amerika Serikat (AS) telah memprediksinya sebagai musim badai Atlantik 2024 yang luar biasa sibuk.
Debby, badai keempat yang diberi nama pada musim ini, diperkirakan akan membawa hujan lebat dan banjir dahsyat di seluruh wilayah Tenggara AS.
Tahun lalu, Badai Idalia, yang sempat memperoleh kekuatan berkategori 4, juga menghantam wilayah Big Bend, menyebabkan kerugian miliaran dolar.
Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim turut memicu badai (hurricane) yang lebih kuat dan lebih merusak. Dikutip dari Reuters, Selasa (6/8), begini caranya:
Ya, perubahan iklim membuat badai lebih basah, lebih berangin, dan secara keseluruhan lebih dahsyat.
Terdapat pula bukti bahwa hal itu menyebabkan badai bergerak lebih lambat, yang berarti badai dapat menumpahkan lebih banyak air di satu tempat.
Jika tidak ada lautan, planet ini akan jauh lebih panas akibat perubahan iklim. Namun dalam 40 tahun terakhir, lautan telah menyerap sekitar 90% pemanasan yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca yang memerangkap panas.
Sebagian besar panas lautan ini tertahan di dekat permukaan air. Panas tambahan ini dapat memicu intensitas badai dan menghasilkan angin yang lebih kencang.
Perubahan iklim juga dapat meningkatkan jumlah curah hujan yang dihasilkan oleh badai. Karena atmosfer yang lebih hangat juga dapat menahan lebih banyak uap air, uap air menumpuk hingga awan pecah, yang mengakibatkan hujan lebat.
Menurut sebuah studi April 2022 dalam jurnal Nature Communications, selama musim badai Atlantik 2020 — salah satu yang paling aktif yang pernah tercatat — perubahan iklim meningkatkan tingkat curah hujan per jam dalam badai sebesar 8%-11%.
Dunia telah menghangat 1,1 derajat Celsius di atas rata-rata praindustri. Para ilmuwan di Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) AS memperkirakan bahwa, pada pemanasan 2 derajat Celsius, kecepatan angin badai dapat meningkat hingga 10%.
NOAA juga memproyeksikan proporsi badai yang mencapai tingkat paling intensif - Kategori 4 atau 5 - dapat meningkat sekitar 10% pada abad ini.
Hingga saat ini, kurang dari seperlima badai telah mencapai intensitas tersebut sejak 1851.
Musim yang umum untuk badai sedang bergeser karena pemanasan iklim menciptakan kondisi yang mendukung terjadinya badai di lebih banyak bulan dalam setahun. Badai menerjang daratan di wilayah yang jauh di luar norma historis.
Di AS, Florida menjadi tempat paling banyak badai menghantam daratan, dengan lebih dari 120 hantaman langsung sejak 1851.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, beberapa badai mencapai intensitas puncak dan menghantam daratan lebih jauh ke utara daripada sebelumnya.
Ilmuwan Atmosfer Allison Wing di Florida State University mengatakan tren tersebut mengkhawatirkan bagi kota-kota di garis lintang tengah seperti New York, Boston, Beijing, dan Tokyo, di mana infrastruktur tidak siap menghadapi badai semacam itu.
Badai Sandy, meskipun hanya badai Kategori 1, merupakan badai termahal keempat di AS yang pernah tercatat, yang menyebabkan kerugian sebesar Rp 1.299 triliun (US$81 miliar) saat menghantam Pesisir Timur Laut pada 2012.
Mengenai waktu, aktivitas badai umum terjadi di Amerika Utara mulai dari bulan Juni hingga November, dan mencapai puncaknya pada bulan September - setelah musim panas yang disertai peningkatan kondisi air hangat.
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan pada bulan Agustus di Nature Communications, badai pertama yang disebutkan namanya yang menerjang daratan AS kini menerjangnya lebih awal tiga minggu daripada yang terjadi pada 1900, sehingga awal musim jatuh pada bulan Mei.
Badai Beryl, yang terbentuk di Atlantik pada bulan Juni, merupakan badai Kategori 5 paling awal yang pernah tercatat.
Berdasarkan studi pada bulan November 2021 di Scientific Reports, tren yang sama tampaknya terjadi di Teluk Benggala di Asia, di mana sejak tahun 2013, siklon terbentuk lebih awal dari biasanya, pada bulan April dan Mei, menjelang musim panas.
Badai membutuhkan dua bahan utama, yaitu air laut yang hangat dan udara yang lembap.
Ketika air laut yang hangat menguap, energi panasnya dipindahkan ke atmosfer. Hal ini memicu angin badai untuk menguat.
Tanpanya, badai tidak dapat menguat dan akan mereda.
Meskipun secara teknis merupakan fenomena yang sama, badai besar ini memiliki nama yang berbeda tergantung di mana dan bagaimana badai tersebut terbentuk.
Badai yang terbentuk di atas Samudra Atlantik atau Pasifik Utara bagian tengah dan timur disebut hurricane saat kecepatan anginnya mencapai sedikitnya 74 mph (119 kpj). Hingga saat itu, badai tersebut dikenal sebagai "badai tropis."
Di Asia Timur, badai yang dahsyat dan berputar-putar yang terbentuk di atas Pasifik Barat Laut disebut topan, sementara siklon muncul di atas Samudra Hindia dan Pasifik Selatan.
Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.