Katadata Green HUT RI 79
Banner

Booming EV, Perusahaan Tiongkok Kuasai Industri Nikel Indonesia

Unsplash
Avatar
Oleh Arsyad Paripurna 31 Juli 2024, 10.25

Pertambangan nikel di Indonesia telah melonjak, menjadikannya produsen logam terbesar di dunia.

Dengan lebih dari 14 tambang aktif, Indonesia memasok lebih dari 40% permintaan nikel global, didorong oleh peran pentingnya dalam baterai kendaraan listrik (EV).

“Nikel dibutuhkan untuk pengembangan sektor kendaraan listrik, yang akan memberikan manfaat bagi lingkungan dan jalan menuju penghijauan ekonomi global serta pemenuhan target perubahan iklim,” kata Analis Senior di S&P Global Commodity Insights Jason Sappor, dikutip dari CNBC, Sabtu (27/7).

Pertumbuhan pesat produksi nikel terkait erat dengan kemitraan Indonesia dengan Tiongkok, produsen baterai kendaraan listrik global terbesar.

Investasi Tiongkok telah memperkuat kemampuan pertambangan Indonesia, dengan fokus pada pemurnian nikel lokal menyusul larangan ekspor nikel mentah pada 2022.

Meskipun ada manfaat ekonomi, kekhawatiran tentang dampak lingkungan meningkat, termasuk pencemaran air dan penggundulan hutan di dekat lokasi pertambangan.

Meningkatnya produksi nikel di Indonesia telah menyebabkan kelebihan pasokan dan harga yang lebih rendah, yang berdampak pada produsen di Australia dan Kanada.

Di Amerika, perusahaan seperti Talon Metals mengadvokasi rantai pasokan yang aman dengan mengembangkan sumber nikel lokal di bawah standar lingkungan yang ketat, bermitra dengan produsen mobil, seperti Tesla, dan mempromosikan daur ulang baterai untuk memenuhi permintaan global yang meningkat akan kendaraan listrik dan energi terbarukan.

“Sangat masuk akal jika kita memiliki sumber daya ini di dalam negeri dan dengan sekutu perdagangan bebas kita, kita ingin perusahaan-perusahaan ini mencari sumber daya di mana mereka bisa mendapatkannya. Produksinya dilakukan dengan standar tinggi. Memang sedikit lebih mahal untuk mencari sumber daya itu, tetapi tidak terlalu mahal sehingga akan mengubah harga kendaraan,” kata Direktur Urusan Eksternal Talon Metals Todd Malan.

Pada 2020, CEO Tesla Inc Elon Musk meminta para penambang untuk meningkatkan produksi nikel.

"Perusahaan pertambangan mana pun di luar sana, silakan menambang lebih banyak nikel. Tesla akan memberi Anda kontrak besar untuk jangka waktu yang lama jika Anda menambang nikel secara efisien dan dengan cara yang ramah lingkungan. Semoga pesan ini sampai ke semua perusahaan pertambangan, silakan dapatkan nikel," kata Elon Musk.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) menghadapi tantangan signifikan terkait pasokan nikelnya, yang hanya mengandalkan satu tambang yang beroperasi di Michigan.

AS menambang 17.000 metrik ton nikel pada 2023, sementara Indonesia memproduksi 1,8 juta metrik ton.

Talon Metals telah berupaya membuka tambang nikel baru di Minnesota, tetapi jalur menuju produksi penuh bisa memakan waktu puluhan tahun.

Reporter : reportergreen Editor : Arsyad Paripurna
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.