Katadata Green
Banner

Industri Penerbangan Eropa Butuh Lebih Banyak Dana untuk Gunakan e-SAF

123rf.com/Yuttana Jeenamool
Avatar
Oleh Arsyad Paripurna 13 Juni 2024, 09.31

Eropa perlu berinvestasi lebih banyak di bahan bakar sintetis jika ingin mencapai target nol bersih emisi dan mengurangi karbonisasi penerbangan pada 2050.

"Tidak bisa hanya mengandalkan biofuel," kata para pemimpin industri yang meminta pemerintah untuk memberi lebih banyak bantuan, dikutip dari Reuters pada Selasa (11/6).

Bahan bakar penerbangan berkelanjutan berbasis biofuel (SAF), yang terbuat dari bahan-bahan seperti minyak goreng bekas atau serpihan kayu, dapat mengurangi emisi penerbangan hingga 80%.

Para pejabat pemerintah dan industri melihatnya sebagai solusi ramah lingkungan yang utama untuk sektor tersebut.

Namun, produksi bahan bakar dari bahan organik mengalami kekurangan bahan baku. 

Investasi dalam bahan bakar sintetis yang lebih mahal yang terbuat dari hidrogen atau penangkap karbon, yang dikenal sebagai e-SAF, diperlukan untuk memastikan Eropa dapat memenuhi tujuan ramah lingkungannya.

Hanya segelintir kilang yang memproduksi e-SAF, yang dianggap lebih bersih daripada SAF berbasis biofuel, dan hanya sedikit maskapai penerbangan yang berkomitmen untuk membelinya.

“Kami jelas membutuhkan e-SAF untuk menghadirkan jumlah yang dibutuhkan untuk memenuhi mandat pencampuran di pasar terlebih dahulu, dan kemudian pada 2050, kami akan menerbangkan setiap pesawat dengan menggunakan SAF,” kata Uwe Gaudig, yang bekerja pada proyek-proyek SAF di perusahaan teknik Griesemann Group di Jerman.

SAF hanya mencakup 0,2% dari penggunaan bahan bakar jet global dan sebagian besar dibuat menggunakan biofuel berbasis bahan baku organik. 

Harga menjadi salah satu alasan lambatnya penyerapan. Harga SAF berbasis biofuel tiga sampai lima kali lebih mahal daripada bahan bakar jet tradisional.

Menurut para ahli, SAF sintetis jauh lebih mahal. Harganya diperkiraan bisa mencapai sepuluh kali lipat lebih mahal daripada bahan bakar tradisional.

Uni Eropa menawarkan sejumlah subsidi untuk e-SAF dengan aturan baru untuk meningkatkan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan di seluruh wilayah Eropa.

Namun, para pemimpin industri menginginkan pemerintah menginvestasikan lebih banyak uang ke infrastruktur dan produksi.

"Harga itu cuma satu hal. Hal lainnya adalah kita membutuhkan stabilitas dan peraturan dari pemerintah,” kata Uwe di sela-sela Berlin Airshow minggu lalu.

Pejabat yang bekerja di produsen SAF mengatakan tanpa aturan yang jelas seperti mekanisme keamanan harga dan kejelasan penjaminan, maka sektor tersebut akan sulit berkembang di Eropa.

Menurut Kepala EMEA di HIF, Thorsten Herdan, industri penerbangan membutuhkan dana untuk meningkatkan kualitas bahan bakar, tetapi investor terkadang terhalang oleh perubahan undang-undang.

Kepala keberlanjutan Airbus, Julie Kitcher, mengatakan perluasan listrik terbarukan dan elektroliser di seluruh sektor juga akan membuat produksi bahan bakar lebih mudah dan lebih murah.

Namun, petugas kebijakan penerbangan di kelompok advokasi Transport and Environment, Marte van der Graaf, menyebut bahwa hanya segelintir proyek e-SAF di Eropa yang akan mendapatkan pendanaan pada 2028.

"Masalahnya tidak ada FID (keputusan investasi akhir). Anda memiliki potensi yang luar biasa ini, namun dianggap tidak pernah ada jika tidak pernah mencapai FID,” katanya.

Reporter : reportergreen Editor : Arsyad Paripurna
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.