Katadata Green HUT RI 79
Banner

Tujuh Negara Hasilkan 100% Listrik dari Energi Terbarukan

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/nym.
Avatar
Oleh Arsyad Paripurna 29 Mei 2024, 14.43

Tujuh negara telah menghasilkan hampir seluruh listrik mereka dari sumber energi terbarukan. Negara-negara tersebut adalah Albania, Bhutan, Nepal, Paraguay, Islandia, Ethiopia, dan Republik Demokratik Kongo.

Menurut laporan dari Independent, masing-masing dari ketujuh negara tersebut telah menghasilkan lebih dari 99,7% listrik yang mereka konsumsi melalui sumber tenaga geotermal, hidro, surya, atau angin.

Berdasarkan data dari Badan Energi Internasional (IEA) dan Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA), 40 negara lainnya menghasilkan setidaknya 50% listrik dari teknologi energi terbarukan pada tahun 2021 dan 2022, dengan 11 di antaranya berlokasi di Eropa.

"Kita tidak membutuhkan teknologi Ajaib. Emisi perlu dihentikan dengan cara menggaliri semuanya menggunakan listrik dan menyediakan daya listrik dengan angin, air, dan surya yang meliputi angin darat, fotovoltaik surya, tenaga surya terkonsentrasi, listrik geotermal, hidroelektrik kecil, dan hidroelektrik besar,” kata Profesor Mark Jacobson dari Universitas Stanford, yang mempublikasikan data tersebut.

Menurut Profesor Mark, negara-negara seperti Jerman telah menunjukkan kemampuan untuk bertahan dengan listrik yang dihasilkan 100% dari energi terbarukan untuk periode waktu yang singkat.

Angka yang dirilis oleh IEA pada bulan Januari menunjukkan bahwa Inggris menghasilkan 41,5% listriknya dari sumber energi terbarukan pada tahun 2022. Angka tersebut naik 10,5% dari tahun sebelumnya.

Di Skotlandia, teknologi energi terbarukan yang dihasilkan setara dengan 113% dari konsumsi listrik keseluruhan negara itu di tahun 2022.

"Angka-angka yang memecahkan rekor ini menjadi tonggak utama perjalanan Skotlandia menuju nol emisi karbon. Ini memperlihatkan potensi besar dari sumber daya energi terbarukan kelas dunia milik Skotlandia," kata Claire Mack, CEO dari Scottish Renewables, dikutip dari The Business Standard pada Rabu (17/4).

Meskipun Skotlandia sebagian besar bergantung pada tenaga angin untuk pembangkit listrik, para peneliti memprediksi bahwa energi surya akan muncul sebagai sumber dominan untuk pasokan listrik global dalam beberapa dekade mendatang.

Dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan signifikan telah tercapai dalam menaikkan tingkat efisiensi sel surya. Sebagian besar didorong oleh material yang menjanjikan yang dikenal sebagai perovskit, sering disebut sebagai material ajaib.

Akibat turunnya biaya komersial, para ilmuwan di Universitas Exeter dan University College London tahun lalu mengatakan bahwa energi surya telah mencapai titik kritis yang tidak dapat diubah dan akan menjadi sumber energi utama dunia di tahun 2050.

"Energi surya adalah sumber energi yang paling tersedia di bumi, dan daya tarik ekonominya semakin meningkat dalam siklus peningkatan investasi."

Reporter : reportergreen Editor : Arsyad Paripurna
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.