Katadata Green
Banner

Penyebaran Batuan Basalt di Lahan Pertanian Bantu Naikkan Hasil Panen

ANTARA FOTO/Siswowidodo/aww.
Avatar
Oleh Arsyad Paripurna 28 Mei 2024, 19.57

Penyebaran batuan basalt di lahan pertanian membantu menangkap CO2 dari atmosfer dan meningkatkan hasil panen, studi menunjukkan.

Kebutuhan mendesak bagi sektor pertanian untuk menekan emisi gas rumah kaca semakin meningkat, sementara para petani juga diharuskan untuk lebih berkelanjutan.

Salah satu solusi yang dapat membantu kedua masalah ini adalah dengan menyebarkan batuan vulkanik (basalt) yang telah dihancurkan di lahan pertanian untuk membantu menangkap karbon dioksida dari atmosfer.

Basalt merupakan pupuk yang berkelanjutan. Batuan ini kaya akan mineral sehingga serbuknya meningkatkan kesuburan tanah dengan memberikan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.

Studi di Universitas Newcastle dan Sheffield menunjukkan bahwa hasil panen meningkat tanpa efek negatif pada lingkungan atau tanaman, dikutip dari The Guardian pada Kamis (23/5).

Proses penangkapan CO2 ini meniru proses geologis yang disebut pelapukan. Ketika hujan turun, karbon dioksida di atmosfer diserap oleh air hujan, dan ketika air hujan mencapai tanah, bereaksi dengan batuan basalt untuk membentuk karbonat inert, yang akhirnya terbawa ke laut di mana karbon tersebut terkunci secara permanen di dasar laut.

Banyak wilayah di Inggris kaya akan batuan vulkanik, yang dapat dengan mudah digiling menjadi serbuk dan disebar di lahan pertanian.

Namun, ini bukanlah solusi ajaib untuk mengatasi krisis iklim, karena pengurangan drastis emisi gas rumah kaca tetap diperlukan.

Cadangan Basalt di Indonesia Berlimpah

Indonesia memiliki cadangan batuan basalt yang sangat berlimpah. Cadangan batu basalt di Indonesia lebih dari 1 miliar ton.

Menurut Badan Geologi Kementerian ESDM, basalt banyak dijumpai di Lampung Timur. Sumber daya basalt di Provinsi Lampung diperkirakan lebih dari 18 juta ton.

Pemanfaatan basalt sebagai pupuk tergolong baru di Indonesia, sedangkan negara-negara maju lainnya telah banyak melakukan penelitian mengenai manfaat basalt sebagai pupuk.

Penggunaan basalt pada lahan pertanian telah menunjukkan adanya peningkatan produktivitas dan respon pertumbuhan tanaman.

Beberapa penelitian menunjukkan manfaat penggunaan basalt diantaranya perbaikan pH, sebagai alternatif untuk mengurangi biaya pertanian, mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor dan dampak negatif terhadap lingkungan, perbaikan Kapasitas Tukar Kation (CEC) lahan, dan penambahan unsur K pada tanah.

Reporter : reportergreen Editor : Arsyad Paripurna
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.