Tiga penyandang dana kesehatan global terbesar bergabung dalam sebuah kemitraan senilai US$300 juta (Rp 4,8 triliun) yang bertujuan untuk mengatasi dampak perubahan iklim, malnutrisi, dan penyakit menular serta resistensi antimikroba.
Novo Nordisk Foundation, Wellcome, serta Bill & Melinda Gates Foundation mengumumkan kemitraan penelitian yang difokuskan untuk menemukan solusi yang terjangkau bagi masyarakat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Masing-masing akan menyumbangkan US$100 juta (Rp 1,6 triliun) untuk inisiatif tiga tahun ini.
"Tujuan utamanya adalah untuk mendobrak batasan antara area penelitian yang sering kali terisolasi," ujar Mads Krogsgaard Thomsen, Kepala Eksekutif Novo Nordisk Foundation, seperti dikutip Reuters, Senin (6/5).
Sebagai contoh, Covid-19 menunjukkan bahwa obesitas dapat menjadi faktor risiko keparahan beberapa penyakit menular. Sementara itu, peristiwa cuaca ekstrem yang terkait dengan perubahan iklim dapat menyebabkan kerawanan pangan. Kondisi ini menyebabkan anak-anak yang kekurangan gizi menjadi lebih rentan terhadap penyakit mematikan, seperti campak dan kolera.
Para mitra mengatakan bahwa kemajuan dalam ilmu gizi dan pemahaman mikrobioma usus membuka pintu untuk memahami lebih lanjut tentang dampak kelebihan dan kekurangan gizi terhadap semua aspek kesehatan dan perkembangan.
Novo Nordisk Foundation memiliki saham pengendali di perusahaan obat Novo Nordisk. Perusahaan itu memproduksi obat penurun berat badan laris, Wegovy, yang menghasilkan miliaran dolar untuk yayasan tersebut sejak diluncurkan pada tahun 2021.
Para mitra mengatakan bahwa inisiatif ini penting mengingat perhatian global terhadap kesehatan pasca pandemi mulai berkurang. John-Arne Røttingen, Kepala Eksekutif Wellcome, juga mengatakan bahwa kemitraan ini adalah tentang mengatasi "kegagalan pasar" dan menandakan komitmen global untuk akses yang adil terhadap kemajuan medis.
Pendanaan ini juga akan mencakup dukungan bagi para peneliti yang berbasis di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Para mitra mengatakan bahwa mereka sedang mencari dukungan dari sektor swasta, filantropi, dan pemerintah.
"Solusi yang paling efektif untuk mengatasi tantangan-tantangan yang mendesak sering kali muncul dari masyarakat yang terkena dampaknya," ujar Catherine Kyobutungi, Direktur Eksekutif African Population and Health Research Center, sebuah lembaga penelitian ilmiah terkemuka.