Katadata Insight Center (KIC) kembali melakukan penilaian perusahaan melalui laporan keberlanjutan Katadata Corporate Sustainability Index (KCSI) 2023.
“KCSI adalah upaya Katadata mencari satu kerangka penilaian untuk membandingkan praktik keberlanjutan dari perusahaan di Indonesia,” kata Direktur Riset KIC Gundy Cahyadi kepada tim Katadata, Kamis (21/9/23).
KIC tahun ini menilai 7 sektor, yakni sektor perkebunan, pertambangan, makanan dan minuman (F&B), transportasi dan logistik, bahan kimia, energi dan keuangan.
Sektor keuangan merupakan motor penggerak terwujudnya praktik environmental, social, and governance (ESG) di sektor swasta. Dalam KCSI 2023, sektor keuangan memiliki aspek khusus yaitu ekonomi hijau.
“Tujuan aspek ekonomi hijau adalah melihat seberapa banyak pembiayaan yang dilakukan perusahaan keuangan atau perbankan di Indonesia untuk menunjang praktik keberlanjutan klien mereka,” kata Gundy.
KCSI 2023 melakukan penilaian terhadap 36 perbankan yang terdaftar di BEI. PT Bank Mandiri meraih peringkat pertama KCSI di sektor keuangan dengan skor 55,4.
Bank Mandiri berkomitmen mencapai Net Zero Emission (NZE) dalam operasionalnya pada 2030. Bank milik negara ini juga mengeluarkan sejumlah produk keuangan berkelanjutan berupa Sustainability Bond dan Retail Green Loan ke panel surya.
Selanjutnya, Bank Syariah Indonesia (BSI) unggul pada kategori lingkungan. BSI berhasil mereduksi jejak karbon sebesar 9,3 tCO2eq pada 2022.
Pada aspek ekonomi hijau, Bank CIMB Niaga mengungguli perbankan lainnya. Pada 2022, CIMB Niaga menyalurkan 26 persen pembiayaan Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) dari total pembiayaan sebesar Rp 196,6 triliun.
Sedangkan untuk aspek sosial, Bank Central Asia (BCA) menempati peringkat satu. BCA memiliki beragam aksi sosial dengan melakukan pembinaan 12 desa wisata, dua klinik, dan 28 perempuan penenun.
Terakhir, Bank Negara Indonesia (BNI) mendapat peringkat pertama untuk aspek tata kelola. Bank ini memiliki unit kerja khusus yaitu Kelompok Manajemen ESG di dalam tata kelola bisnisnya.
2. Pertambangan
KCSI juga menilai 42 perusahaan di sektor pertambangan. Di sektor ini, PT Mitrabara Adiperdana Tbk unggul dengan skor 77,50 karena mengurangi penggunaan energi dari 680 ribu gigajoule (GJ) ke 655 ribu GJ pada 2022. Mitrabara juga menggelontorkan dana Rp 222 miliar untuk pengendalian dan pengolahan limbah.
Pada aspek lingkungan, PT Vale meraih peringkat satu berkat aksi hijaunya seperti mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebanyak 16,8 persen dari tahun 2021. Selanjutnya, PT TBS Energi Utama unggul di aspek sosial karena melakukan inisiatif seperti merekrut 70 persen masyarakat setempat sebagai pekerja. Kemudian PT Prima Andalan Mandiri memuncaki aspek tata kelola dengan kebijakan seperti memasukkan 25 persen perempuan dalam jajaran direksi.
3. Energi
Dari 15 perusahaan energi, PT Pertamina Geothermal Energy menduduki peringkat 1 KCSI dengan skor 46,57. Badan usaha milik negara ini berhasil merealisasi anggaran pengelolaan lingkungan sebanyak Rp 6,9 triliun dan bauran energi terbarukan sebesar 93,6 persen.
Pada aspek lingkungan, PT Apexindo Pratama Duta unggul dengan menerapkan kebijakan seperti menggunakan biofuel B30 di rig dan gensetnya. Sedangkan pada aspek sosial, ada PT Rukun Raharja yang merekrut tenaga lokal sebanyak 63,1 persen. Pada aspek tata kelola, PT Pertamina (Persero) unggul dengan inisiatif seperti penyusunan pedoman perilaku untuk interaksi dalam pekerjaan.
4. Perkebunan
Sementara itu di antara 27 perusahaan perkebunan, pemegang peringkat satu KCSI adalah PT Dharma Satya Nusantara dengan skor 71,94. Perusahaan ini menghemat air dan mengolah 104 ribu ton palm oil mill effluent (POME) untuk memproduksi biogas dan melaksanakan komitmen no deforestation, no peat, no exploitation (NDPE) dalam operasinya.
Pemenang aspek lingkungan di sektor ini adalah PT Pinago yang berhasil menekan 27 persen emisi GRK pabrik karetnya dari tahun 2021. Lalu, PT Salim Ivomas Pratama meraih skor tertinggi di sektor sosial, dengan salah satu capaian berupa melibatkan 90 desa dalam pencegahan kebakaran sejak 2016. Untuk aspek tata kelola, PT Bakrie Sumatera Plantations unggul dengan capaian seperti pengelolaan lahan seluas 19 ribu hektare yang tersertifikasi RSPO.
5. Makanan dan Minuman
Bergerak ke sektor F&B, PT Garudafood Putra Putri Jaya mengungguli 26 perusahaan lainnya dengan skor 68,50. Perusahaan ini mengurangi penggunaan energi sebanyak 4,23 persen dari tahun 2021. Selain itu, ia juga berkontribusi menyerap karbon dioksida dengan menanam 18 ribu tanaman kopi di lahan seluas 9.08 di wilayah hutan Gunung Geulis, Jawa Barat.
Menduduki peringkat 1 di aspek lingkungan, PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company menerapkan beberapa prakarsa seperti bekerja sama dengan Tetra Pak untuk mengolah limbah kemasannya.
Peringkat satu di aspek sosial adalah PT Diamond Food Indonesia yang meningkatkan jumlah penerima manfaat CSR sebesar 89,20 persen atau setara 9 ribu orang pada tahun 2022. Sementara di aspek tata kelola, PT Akasha Wira International unggul sebab BOD/C-level terlibat langsung dalam pengawasan kegiatan ESG.
6. Transportasi dan Logistik
Pada sektor transportasi dan logistik peraih peringkat 1 KCSI adalah PT Wintermar Offshore Marine. Perusahaan perkapalan ini memanfaatkan bahan bakar B30 yang mengambil 84,1 persen bauran energi baru dan terbarukan (EBT) perusahaan. Kebijakan ini berimbas pada penurunan emisi sebanyak 6,5 persen dari tahun 2021.
Pada aspek lingkungan, PT Mitra Investindo Tbk unggul karena langkah-langkah seperti penggunaan bahan bakar B30 untuk armada kapalnya, serta melakukan pengelolaan limbah sebanyak 3,3 juta ton oleh perusahaan dan entitas anak perusahaannya.
Di aspek sosial PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk merajai karena telah menyelesaikan 99,9 persen pengaduan masyarakat. Sementara itu di aspek tata kelola PT Logindo Samudra Makmur Tbk menang karena prakarsa seperti mensosialisasikan Pedoman Etika Perusahaan kepada seluruh pegawai dan pejabat Perseroan dan pihak eksternal.
7. Kimia
Di sektor kimia, menduduki peringkat 1 umum adalah PT Avia Avian Tbk dengan skor 72,60. Perusahaan ini menghemat penggunaan listrik melalui penggunaan lampu hemat energi light-emitting diode (LED) dan pemasangan fiber transparan untuk memanfaatkan sumber penerangan sinar matahari.
Selain itu, Perseroan ini juga menandatangani kesepakatan hub net zero dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) sembari menekan emisi sebanyak 11.408 GJ atau 14,8 persen lebih rendah dari 2021.
Selanjutnya, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk meraih peringkat 1 aspek lingkungan untuk langkah hijau seperti membangun Taman Kehati Asri dengan total luas 7.500 m2 untuk pelestarian flora dan fauna langkah.
Di aspek sosial, PT Samator Indo Gas Tbk merperoleh peringkat 1 karena melakukan inovasi seperti memenuhi 97,5 persen kebutuhan kegiatan operasionalnya dengan pemasok setempat.
Sementara itu di peringkat 1 aspek tata kelola adalah PT Pupuk Indonesia (Persero) karena kebijakan perusahaan seperti pengelolaan sistem pelaporan pelanggaran untuk mencegah terjadinya fraud.
Ikhtiar KCSI 2023 untuk Bisnis Berkelanjutan
Dalam proses bisnis, perusahaan yang bertanggung jawab memikirkan dampak berganda dari usahanya. Seperti memegang prinsip yang menyeimbangkan sektor lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).
Sebagai bentuk transparansi, mereka mencatatkan beragam komitmen dan aksinya melalui pelaporan keberlanjutan. Hal ini merupakan salah satu cara sektor swasta mewujudkan target Indonesia menurunkan emisi GRK melalui Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) pada 2030 dan NZE pada 2060.
Gundy menjelaskan bahwa tim KCSI melakukan penilaian dengan menelusuri laporan keberlanjutan perusahaan publik. Mereka tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan sejumlah Badan usaha Milik Negara (BUMN). Pelaporan diambil per Juli 2023. Selanjutnya, tim KCSI menggunakan metodologi untuk menganalisis dan melakukan perbandingan antar perusahaan.
Masih sama dengan tahun lalu, tujuan penilaiannya untuk mendorong praktik keberlanjutan yang lebih massif dari sektor-sektor yang berdampak besar pada lingkungan dan sosial.
KCSI menekankan tiga aspek ESG dalam penilaiannya. Adapun pembobotannya adalah 50 persen untuk lingkungan, 30 persen untuk sosial, dan 20 persen untuk tata kelola. Ini berlaku untuk sektor perkebunan, pertambangan, energi, transportasi dan logistik, kimia, serta makanan dan minuman.
Sedangkan untuk sektor keuangan memiliki pembobotan yang berbeda karena adanya aspek ekonomi hijau. Sektor ini memiliki pembobotan sebesar 20 persen lingkungan, 30 persen ekonomi hijau, 30 persen sosial, dan 20 persen tata kelola.
Dalam proses penilaian, tim KCSI juga melakukan pengecekan latar belakang perusahaan. Proses ini mencakup pemeriksaan kontroversi atau skandal, kasus, masalah pelanggaran hak asasi, ataupun berbagai pemberitaan negatif lainnya. Di masing-masing sektor, KCSI memberikan penghargaan kepada peringkat 1 umum dan peringkat 1 di setiap aspek.
“Jadi kami berhak melakukan override, di mana kami mengubah pemenangnya ke kandidat terbaik di peringkat setelahnya, dan ini kami juga terangkan dalam metodologi,” katanya.
Presiden Direktur Institute for Sustainability and Agility (ISA) sekaligus Panel Ahli KCSI 2023 Maria R Nindita Radyati turut mengapresiasi KCSI 2023. Menurutnya, penilaian ini dapat menginspirasi dan memotivasi semua perusahaan di Indonesia untuk menjalan bisnis secara bertanggung jawab dengan mengintegrasikan ESG ke dalam praktik operasionalnya.
Maria menilai, unsur utama dalam pemeringkatan ini adalah pelaporan keberlanjutan yang diambil dari informasi terbuka. Sehingga, Maria mendorong perusahaan, khususnya perusahaan publik, untuk melaporkan laporan keberlanjutannya.
“Perusahaan perlu memastikan sudah melakukan kinerja ESG lalu laporkan kebijakan, standard operating procedure (SOP), target, aksi, dan program-program keberlanjutannya,” kata Maria pada Katadata (26/9/23).
Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.