Sampah elektronik atau e-waste menjadi ancaman baru bagi lingkungan. Data Global E-waste Monitor 2024 menyebutkan bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 2 juta ton sampah elektronik per tahun. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai penghasil e-waste terbesar ketiga di Asia Tenggara setelah Filipina dan Vietnam.
Untuk mengatasi tantangan ini, sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta menjadi kunci dalam mewujudkan pengelolaan e-waste yang berkelanjutan.
Beberapa pemerintah daerah mulai mengambil langkah konkret dalam menangani e-waste. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, misalnya, melalui Dinas Lingkungan Hidup, telah meluncurkan program pengelolaan e-waste sejak 2022.
Program ini menyediakan lebih dari 250 titik pengumpulan sampah elektronik di berbagai titik fasilitas umum. Pemprov DKI Jakarta juga memfasilitasi penjemputan e-waste ke rumah warga bila jumlah sampah elektronik yang hendak dibuang mencapai 5 kg atau lebih.
Sejak dimulai, program ini berhasil mengumpulkan lebih dari 150 ton e-waste yang kemudian dikirim ke fasilitas pengolahan resmi.
Langkah serupa juga dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung yang menyediakan dropbox e-waste di sejumlah lokasi seperti Sekretariat DPRD Kota Bandung, Mall Bandung Electronic City, gedung-gedung sekolah dan kantor-kantor kecamatan.
Pemkot Bandung juga meluncurkan aplikasi Bandung Waste Management (BMW) yang memberikan informasi dan edukasi terkait pengelolaan sampah.
Di luar pemerintah, kesadaran masyarakat akan bahaya e-waste juga terus tumbuh. Komunitas EwasteRJ misalnya, yang juga menghadirkan dropbox e-waste di 12 kota di Indonesia. Komunitas yang digagas Rafa Jafar ini juga rutin mengadakan kampanye sosial dan berhasil menggalang partisipasi ribuan masyarakat dalam kegiatan memilah dan mendonasikan perangkat elektronik bekas.
Di Bandung, komunitas Greeneration Foundation telah menggagas program "Electronic Waste Heroes" yang menyasar sekolah dasar dan menengah. Melalui edukasi langsung dan lomba pengumpulan e-waste, program ini mengumpulkan lebih dari 8 ton sampah elektronik dalam kurun waktu enam bulan.
Peran Swasta: Inovasi dan Tanggung Jawab Sosial
Sektor swasta juga tidak tinggal diam. Perusahaan teknologi seperti Samsung Indonesia misalnya, menghadirkan program Samsung SmartExchange yang memungkinkan konsumen untuk melakukan titip buang, titip jual, atau tukar tambah barang elektronik lama dengan baru.
Acer Indonesia turut menggagas inisiatif serupa. Mengusung tajuk “Sayang Bumi”, Acer Indonesia dan mengajak masyarakat untuk membawa e-waste ke Acer Customer Service Center (ACSC) untuk mendapatkan diskon pembelian komponen. Acer Indonesia juga turut merekomendasikan produk yang lebih ramah lingkungan yang menggunakan material daur ulang.
Inisiatif pengelolaan e-waste juga digagas oleh erafone yang baru-baru ini meluncurkan inisiatif Jaga Bumi dan menghadirkan dropbox e-waste di sejumlah outletnya.
Saat ini, erafone menyediakan 10 dropbox di 10 gerai di kawasan DKI Jakarta. Sepanjang 2025, perusahaan ritel perangkat komunikasi ini berencana menambah jumlahnya menjadi 25 hingga 50 unit dropbox untuk ditempatkan di lima wilayah operasional utama.
Group Chief HC, GA, Legal & CSR Erajaya Group Jimmy Perangin Angin mengatakan dalam perjalanannya, erafone menggandeng berbagai pihak termasuk pemerintah dan komunitas atau organisasi yang memiliki fokus pada pengelolaan e-waste.
“erafone Jaga Bumi sedang membuka komunikasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jakarta untuk dukungan komunikasi terkait program ini,” terang Jimmy (6/5).
Selain itu, pihaknya juga sedang membuka peluang kolaborasi dengan instansi atau organisasi untuk peluang Kerjasama placement program erafone jaga bumi di acara atau kegiatan lainnya.
Gerakan Jaga Bumi sebetulnya bertujuan lebih dari sekadar pengumpulan e-waste. Program ini juga hendak mengedukasi masyarakat tentang dampak sampah elektronik serta mengajak masyarakat, terutama generasi muda untuk terlibat dalam inisiatif ini.
Lebih lanjut, Jimmy mengungkapkan bahwa antusiasme masyarakat terus bertumbuh sejak hadirnya program ini. “Kami mengapresiasi dan melihat semakin banyak Masyarakat yang tertarik untuk berpartisipasi dari jumlah donatur dalam beberapa minggu terakhir,” terangnya.