Katadata Green
Banner

Solusi Daur Ulang Hadir di Kota Penghasil e-waste

Erafone
Avatar
Oleh Sahistya Dhanes 11 April 2025, 10.20

Limbah elektronik atau e-waste menjadi tantangan lingkungan yang semakin mendesak di Indonesia. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa pada 2021, Indonesia menghasilkan sekitar 2 juta ton sampah elektronik, dengan Pulau Jawa menyumbang 56 persen dari total tersebut.

Tingginya angka e-waste merupakan konsekuensi dari meningkatnya penggunaan perangkat elektronik, seperti ponsel, laptop, dan peralatan rumah tangga berbasis teknologi. Studi yang ditulis oleh PhD Candidate for Recycling Electronic Waste, Aulia Qisthi, memproyeksikan bahwa timbunan sampah elektronik di Indonesia akan mencapai 3,2 juta ton pada tahun 2040. 

Artinya, rata-rata setiap individu menyumbang sekitar 10 kilogram e-waste per tahun. Jika tidak dikelola dengan baik, limbah elektronik ini berpotensi mencemari lingkungan, mengingat banyaknya kandungan bahan beracun dan logam berat di dalamnya, seperti merkuri, timbal dan kadmium.

Kota-kota besar menjadi penyumbang e-waste. DKI Jakarta misalnya, menyumbang 78 ton e-waste per hari. Sementara di Bandung, timbulan limbah B3 termasuk e-waste mencapai 108,83 ton per hari atau setara 6,25 persen dari total timbulan sampah.

Di luar Jawa, riset Save The Children pada 2024 menunjukkan potensi e-waste Makassar mencapai 5.651,2 ton per tahun atau 15 ton per hari.

Perlu dicatat bahwa data spesifik mengenai timbulan e-waste untuk beberapa kota masih terbatas. Namun, berdasarkan ukuran populasi dan tingkat urbanisasi, kota-kota besar lain diperkirakan memiliki kontribusi signifikan terhadap timbulan sampah elektronik di Indonesia.

erafone Perluas Jangkauan Pengelolaan e-waste

Menanggapi permasalahan e-waste, erafone meluncurkan inisiatif "Jaga Bumi" yang bertujuan menyediakan fasilitas pengumpulan e-waste di sejumlah kota. Jaga Bumi merupakan inisiatif yang bertujuan untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan akibat pembuangan perangkat elektronik yang tidak terkelola dengan baik.

Sebagai langkah awal, erafone telah menyediakan 10 dropbox di 10 gerai mereka yang tersebar di DKI Jakarta. Dropbox ini berfungsi sebagai tempat bagi masyarakat untuk membuang perangkat elektronik bekas.

Sepanjang tahun ini, perusahaan ritel perangkat komunikasi tersebut berencana menambah jumlah dropbox menjadi 25 hingga 50 unit yang akan ditempatkan di lima wilayah operasional utama erafone.

Group Chief HC, GA, Legal & CSR Erajaya Group, Jimmy Perangin Angin  mengatakan bahwa bahwa inisiatif ini akan dilanjutkan ke kota-kota lain yang menjadi wilayah operasional erafone.

“Setelah Jakarta, Bogor, Bekasi dan Tangerang. Program ini akan dilanjutkan di kota-kota lain di pulau Jawa lainnya terlebih dahulu dalam waktu dekat. Kota-kota yang akan dipilih tentunya merupakan bagian dari wilayah operasional erafone,” tuturnya kepada Katadata Green (11/4). 

Melalui inisiatif Jaga Bumi, erafone menargetkan pengumpulan hingga 5.000 unit ponsel bekas pada tahun 2025. Perangkat yang terkumpul akan didaur ulang melalui proses yang ramah lingkungan. Jimmy mengharapkan besarnya partisipasi publik dalam pelaksanaan inisiatif ini.

“Dalam proses mengumpulkan dari publik tentunya partisipasi publik untuk bisa bersama-sama mendukung pengelolaan e-waste yang bertanggung jawab masih menjadi tantangan terbesar,” tuturnya.

Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi langkah konkret dalam mengurangi dampak negatif e-waste terhadap lingkungan serta mendorong terciptanya ekonomi sirkular di Indonesia.

Selain menyediakan fasilitas pengumpulan e-waste, erafone juga berupaya mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya daur ulang perangkat elektronik. Melalui berbagai kampanye edukasi dan sosialisasi, perusahaan berharap dapat mengubah pola pikir masyarakat agar lebih peduli terhadap keberlanjutan lingkungan.

Program Jaga Bumi diharapkan dapat menjadi langkah konkret dalam mengurangi dampak negatif e-waste terhadap lingkungan serta mendorong terciptanya ekonomi sirkular di Indonesia.

Dengan adanya upaya seperti ini, masyarakat tidak hanya mendapatkan kemudahan dalam mendaur ulang perangkat elektronik bekas mereka, tetapi juga turut serta dalam menjaga keberlanjutan lingkungan untuk generasi mendatang.

Editor : Uji Sukma Medianti
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.