Olam Agri berkolaborasi dengan Pemerintah Jerman dan Belanda untuk meluncurkan program karet alam berkelanjutan di Lampung.
Gaurav Gupta, Wakil Presiden & Kepala Bisnis Karet (Asia Tenggara) untuk Olam Agri mengatakan program ini merupakan hasil kerja sama dengan GIZ dan ditujukan untuk meningkatkan daya saing, keberlanjutan, dan inklusi pasar bagi 2.000 petani karet skala kecil. Prakarsa ini juga akan memetakan 42.000 hektare lahan melalui pemetaan poligon Sistem Pemosisian Global (GPS).
Gupta mengatakan hal ini akan meningkatkan transparansi dan ketertelusuran sehingga meningkatkan daya saing karet dari wilayah tersebut. "Kemitraan ini menandai langkah signifikan dalam tujuan kami untuk membuat produksi karet di Lampung lebih produktif, lebih berkelanjutan, dan mampu menanggapi persyaratan internasional seperti Peraturan Deforestasi Uni Eropa (EUDR) yang akan datang,” katanya.
Jonas Dallinger, Manajer Implementasi GIZ untuk proyek Sustainable Agriculture for Forest Ecosystems (SAFE) di Indonesia mengatakan kolaborasi ini memastikan petani karet nasional dapat memperoleh manfaat dari peningkatan akses ke pasar internasional:
“Kemitraan di sepanjang rantai pasokan penting untuk menyampaikan informasi pasar kepada produsen di lapangan,” katanya.
Dallinger berharap kemitraan ini bisa berkontribusi pada produksi karet yang lebih tangguh dan berkelanjutan. Pelatihan petani akan mengikuti kerangka Praktik Pertanian yang Baik.
Selain itu, inisiatif ini akan memperkuat organisasi petani untuk mencapai skala ekonomi dan membangun mekanisme pengaduan untuk meningkatkan keadilan dalam rantai pasokan. Ini juga akan membantu petani dalam mendaftarkan Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB) untuk mengonfirmasi legalitas dan kepatuhan kegiatan budidaya mereka, mendukung ketertelusuran dan legalitas lahan produksi, dan memfasilitasi inklusi jangka panjang dalam rantai pasokan internasional.