BYD membuka pabrik kendaraan listrik di Thailand pada hari Kamis. Ini merupakan pabrik pertama produsen mobil Tiongkok tersebut di Asia Tenggara, sebuah pasar kendaraan listrik regional yang berkembang pesat di mana BYD telah menjadi pemain dominan.
"Thailand memiliki visi kendaraan listrik yang jelas dan memasuki era baru dalam pembuatan mobil. Kami akan membawa teknologi dari Tiongkok ke Thailand," kata CEO dan Presiden BYD, Wang Chuanfu, pada acara pembukaan.
Pabrik BYD merupakan bagian dari gelombang investasi senilai lebih dari US$1,44 miliar (Rp 23,52 triliun) dari para produsen mobil listrik asal Tiongkok yang mendirikan pabrik di Thailand. Mereka dibantu oleh subsidi pemerintah dan insentif pajak.
Saham BYD yang terdaftar di Hong Kong naik 1,6% menjadi HK$235 (Rp 491.597), setelah mencapai level tertinggi dalam sepekan.
Thailand adalah pusat perakitan dan ekspor mobil regional dan telah lama didominasi oleh produsen mobil Jepang seperti Toyota Motor, Honda Motor Co dan Isuzu Motors.
Berdasarkan rencana pemerintah, Thailand menargetkan untuk mengubah 30% dari produksi tahunan sebesar 2,5 juta kendaraan menjadi mobil listrik pada 2030.
"BYD menggunakan Thailand sebagai pusat produksi untuk ekspor ke ASEAN dan banyak negara lain," kata Sekjen Dewan Investasi Thailand, Narit Therdsteerasukdi, mengacu pada blok 10 negara Asia Tenggara.
Sebagai bagian dari ekspansinya di luar Tiongkok, BYD membangun basis produksi Eropa pertamanya di Hongaria.
Siap beroperasi dalam tiga tahun, pabrik BYD akan memproduksi mobil listrik dan plug-in hybrid untuk pasar Eropa, di mana Komisi Eropa memberlakukan tarif hingga hampir 38% untuk mobil listrik buatan Tiongkok.
Mobil listrik buatan BYD di Tiongkok akan dikenakan tarif sekitar 17%.
Pabrik di Thailand, yang diumumkan dua tahun lalu dan bernilai US$490 juta (Rp 8 triliun), akan memiliki kapasitas produksi 150.000 kendaraan per tahun, termasuk plug-in hybrid.
Mobil listrik setir kanan yang diproduksi di pabrik tersebut berpotensi memungkinkan BYD untuk menghindari tarif Uni Eropa, yang berlaku untuk kendaraan buatan Tiongkok.
"Kami juga akan merakit baterai dan suku cadang penting lainnya di sini," kata General Manager Asia Pasifik BYD, Liu Xueliang, dikutip dari CNBC, Kamis (4/7).
Menurut perusahaan riset Counterpoint, Thailand adalah pasar luar negeri terbesar untuk BYD, yang menguasai 46% pangsa pasar segmen kendaraan listrik di negara tersebut pada kuartal pertama dan merupakan pemain terbesar ketiga dalam produksi mobil penumpang.
Saingan mobil listrik lainnya di pasar lokal termasuk Great Wall Motor, yang juga memiliki fasilitas produksi di Thailand, dan produsen mobil AS, Tesla.
Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.