Katadata Green HUT RI 79
Banner

Sururi, Pejuang Mangrove Pesisir Semarang Peraih Kalpataru 2024

O2 Consulting
Avatar
Oleh Fitria Nurhayati 21 Juni 2024, 12.48

Tiga dekade yang lalu, Sururi tidak pernah bermimpi akan dikenal sebagai pahlawan lingkungan. Apalagi menerima penghargaan Kalpataru 2024 pada kategori Perintis Lingkungan untuk jasa-jasanya dalam merawat pesisir Mangkang, Kota Semarang. 

Sururi yang merupakan tamatan Sekolah Dasar (SD) belajar mangrove secara mandiri. Ia menggali berbagai ilmu untuk meningkatkan harapan hidup tanaman yang dikenal memiliki kemampuan bertahan kurang dari 70 persen ini.  Dedikasi ini kemudian membuatnya 

dijuluki “Profesor” oleh para dosen dan profesor di Kota Semarang dan lainnya. 

Sururi menganggap, hal utama baginya adalah bagaimana ia bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang, agar upaya merawat alam tidak pernah terputus. “Karena alam ini tidak bisa hanya dirawat sebagian orang saja. Harus ada upaya bersama, barulah kita bisa hidup berdampingan dengan alam,” ujar Sururi.  

PT Kharisma Persona Komunika (O2 Consulting) mengusulkan Sururi menjadi penerima anugerah Kalpataru tahun ini. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), ini kali pertama perusahaan swasta berhasil membawa usulannya hingga garis final. Lazimnya, calon penerima Kalpataru diusulkan oleh pemerintah, melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota/Kabupaten ataupun Provinsi.

CEO O2 Consulting Amalia Belmika menceritakan, dua tahun lalu, O2 Consulting mengadakan penelitian bersama Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) tentang potensi ekosistem pesisir dan kaitannya dengan karbon biru. Saat itu, BLDF merekomendasikan O2 untuk melihat langsung upaya dan capaian Pak Sururi. 

“Kegigihan dan ilmu Pak Sururi terkait mangrove menggerakkan hati kami untuk mencoba mendaftarkan beliau sebagai penerima Kalpataru,” ucap Amalia. 

Lanjut Amalia, O2 sadar bahwa finalis lainnya juga memiliki prestasi luar biasa. Oleh karenanya,  O2 dengan hati-hati merangkai kisah perjalanan hampir tiga puluh tahun Sururi, menggali seluk-beluk potensi untuk dapat meyakinkan Dewan Pertimbangan Kalpataru. 

 

Pendidikan Kunci Keberhasilan

Sururi muda di tahun 1995 berusaha mengatasi kegelisahannya akan banjir rob yang terus melanda kampungnya di pesisir Mangunharjo, Mangkang. Bencana alam itu tidak hanya merusak rumah tinggalnya, tapi juga mengancam penghasilannya kala itu sebagai nelayan. 

Berbekal sedikit ilmu yang dia dapat dari berdiskusi dan menggali pustaka, Sururi meyakini mangrove adalah jalan keluar bagi bencana alam yang terus dialami kampung tinggalnya itu. Demi mengumpulkan modal membeli bibit mangrove, Sururi rela kerja ekstra di malam hari, mencari kepiting untuk kemudian ia jual. 

Di tahun itu, hampir semua penduduk desanya bekerja sebagai nelayan atau buruh pabrik. Semua meragukan kemampuan Sururi untuk bisa menumbuhkan mangrove yang bijihnya rentan terbawa arus pasang sebelum sempat tumbuh kokoh. Kala itu bahkan tingkat keberhasilan tumbuh mangrove yang dirawat Sururi hanya 35 persen saja.

Pertemuan Sururi dengan Prof. Sudharto P. Hadi jelang tahun 2000 akhirnya membuka cakrawala pengetahuan Sururi lebih luas, sekaligus membuka peluang pada pemodal bibit sehingga Sururi bisa berlari lebih cepat. Profesor Sudharto juga tak segan mengirim mahasiswa dan dosen ilmu lingkungan yang ingin belajar dan membantu mengembangkan teknik-teknik perawatan mangrove ke lahan yang dikelola Sururi. 

“Sururi adalah pionir mangrove di Mangunharjo. Ia Profesor yang berguru pada alam,” ujar Prof. Sudharto.

Sejak itu, kediaman Sururi tidak pernah sepi dari mahasiswa, relawan, peneliti, peminat lingkungan baik dari dalam maupun luar negeri yang ingin ikut berguru pada Sururi. Ia mengakui, belajar dan berbagi ilmu adalah kunci bagi segala rupa keberhasilan. 

Kini, Sururi dan istrinya, Nurhayati bercita-cita memberi nilai tambah pada hasil tanaman mangrove yang ditekuninya. Sururi mencoba membuat berbagai produk turunan dari buah mangrove, yang ternyata bisa diolah menjadi perwana alami untuk batik, hingga bahan makanan seperti sirop, klepon, bolu, dan lainnya. 

“Mangrove itu tanaman dengan berbagai manfaat. Tidak hanya menahan gelombang air laut, nilai ekonominya pun tinggi. Pengembangan inilah yang menjadi cita-cita saya selanjutnya,” tutup Sururi. 

 

Editor : Jeany
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.