Setengah dari semua mobil baru kini adalah SUV, menjadikannya penyebab utama krisis iklim yang semakin memburuk.
Berdasarkan data terbaru, penjualan SUV mencatat rekor baru pada 2023. Kendaraan jenis ini setengah dari semua mobil baru yang terjual secara global.
Para ahli memperingatkan bahwa peningkatan penjualan kendaraan besar dan berat ini mendorong kenaikan emisi karbon yang memicu pemanasan global.
Analisis dari Badan Energi Internasional (IEA) menemukan bahwa peningkatan emisi dari SUV pada 2023 menyumbang 20% dari peningkatan CO2 global.
“Apabila SUV adalah sebuah negara, dia akan menjadi penghasil emisi CO2 terbesar kelima di dunia, melebihi emisi nasional Jepang dan Jerman,” kata IEA, dikutip dari The Guardian pada Selasa (28/5).
Pengurangan emisi sangat dibutuhkan karena cuaca ekstrem yang dipicu oleh perubahan iklim semakin meningkat. Namun, emisi dari sektor transportasi global telah naik pesat dalam beberapa tahun terakhir, kecuali selama pandemi COVID-19.
Penjualan SUV naik 15% pada 2023, dibandingkan dengan kenaikan 3% untuk mobil konvensional. IEA menyebutkan alasan utama lonjakan SUV adalah "daya tarik SUV sebagai simbol status", pemasaran oleh produsen mobil, dan persepsi bahwa SUV lebih nyaman.
Sekitar 20% dari SUV baru yang terjual tahun lalu adalah kendaraan listrik murni atau plug-in hybrid.
Meski begitu, IEA mengatakan kendaraan yang lebih besar membutuhkan baterai yang lebih besar, meningkatkan tekanan pada pasokan mineral kritis dan membutuhkan lebih banyak listrik untuk beroperasi.
Mobil berbahan bakar bensin atau diesel menjadi lebih efisien. Namun, Laura Cozzi dan Apostolos Petropoulos dari IEA, yang melakukan analisis, mengatakan tren kendaraan lebih berat dan kurang efisien seperti SUV sebagian besar telah menghilangkan pencapaian yang diraih dalam beberapa dekade terakhir.”
Pada 2023, terdapat lebih dari 360 juta SUV di jalanan di seluruh dunia, menghasilkan 1 miliar ton emisi CO2, naik sekitar 10% dari 2022.
Akibatnya, konsumsi minyak global meningkat sebesar 600.000 barel per hari, lebih dari seperempat total pertumbuhan permintaan minyak. Menurut IEA, SUV memiliki berat 200-300 kg lebih dari mobil berukuran sedang rata-rata dan mengeluarkan sekitar 20% lebih banyak CO2.
Di negara-negara kaya, hampir 20 juta SUV baru terjual pada 2023, melampaui pangsa pasar 50% untuk pertama kalinya. Secara global, 48% dari mobil baru adalah SUV dan, termasuk mobil lama, satu dari empat mobil di jalan saat ini adalah SUV.
Berdasarkan data IEA, penjualan mobil listrik meningkat pesat dan 55% dari mobil listrik ini adalah SUV pada tahun lalu.
“Beralih dari mobil berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik adalah strategi kunci untuk mencapai tujuan energi dan iklim internasional,” kata Cozzi dan Petropoulos.
Namun, penggunaan bahan mentah yang lebih sedikit untuk memproduksi mobil juga "penting untuk masa depan yang berkelanjutan."
Beberapa negara, termasuk Prancis, Norwegia, dan Irlandia, berusaha membatasi permintaan untuk SUV. Kota Paris bahkan melipatgandakan ongkos parkir untuk kendaraan besar tersebut.
Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.