Banner

Siti Sundari, dari Keindahan Alam sampai Batik Damaran

Almas
Avatar
Oleh Ardhia Annisa Putri 1 Maret 2024, 11.07

Lumajang, sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya yang menakjubkan, tetapi juga memiliki destinasi wisata beragam. Salah satu destinasi yang patut dikunjungi ialah Wana Wisata Siti Sundari.

Wana Wisata Siti Sundari merupakan objek wisata yang terletak di bawah kaki Gunung Semeru. Tepatnya di Dusun Karanganyar, Desa Burno, Kecamatan Senduro, Lumajang, Jawa Timur. Tim Katadata Green berkesempatan mengunjungi lokasi ekowisata tersebut, pada Rabu (24/1). 

Siti Sundari menyajikan hamparan hijau pohon damar, perbukitan, serta udara segar yang menguar dari pepohonan. Ini menjadi destinasi sempurna bagi mereka yang mencari ketenangan dan keindahan alam. Siti Sundari pilihan tepat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga atau sahabat.

Hamparan pohon damar di Wana Wisata Siti Sundari. (Katadata/Almas)

Selain, menawarkan keindahan alamnya, Wana Wisata Siti Sundari juga memiliki paket wisata edukasi. Ada Batik Damaran Burno, pengolahan berbagai jenis pisang, dan peternakan kambing serta sapi.

Batik Damaran Burno merupakan produk kerajinan tangan yang dirintis oleh Rahayu Ningsih atau akrab dipanggil Ibu Ning sejak 2014. “Selain memang suka membatik, saya merintis Batik Damaran agar bisa membuka lapangan pekerjaan untuk diri sendiri dan warga sekitar,” ujar Rahayu.

Galeri Batik Damaran Burno hanya berjarak 3,4 km atau sekitar 6-7 menit berkendara dari Wana Wisata Siti Sundari. Di galeri, pengunjung dapat melihat beragam motif batik tulis dan dapat membelinya sebagai buah tangan.

Motif-motif batik yang dibuat beragam. Mulai motif daun-daun yang ada di sekitar desa hingga Gunung Semeru-Bromo. Ada pula motif Durian Kembang Lumajang dan Kopi Senduro. “Motif batik yang kami buat menggambarkan keindahan dan hasil alam di sini,” kata Rahayu.

Ibu Rahayu Ningsih sedang menunjukkan proses membatik. (Katadata/Almas)

Saat tim Katadata Green mengunjungi galerinya, terdapat sampah-sampah kulit manggis yang dibungkus di dalam kantong plastik. Menurut Rahayu Ningsih, kulit manggis tersebut akan digunakan sebagai pewarna alami untuk mewarnai batik buatannya.

Kulit manggis akan digunakan untuk pewarnaan batik warna ungu. “Awalnya saya melihat di rumah orang tua banyak kulit manggis di tempat sampah. Lalu saya minta tolong ibu untuk mengumpulkan sampahnya dan antarkan ke sini,” kata Rahayu.

Selain kulit manggis, Rahayu Ningsih menggunakan pewarna alami seperti kulit mahoni untuk warna merah kecoklatan, kulit kayu jambal untuk warna coklat, kulit kayu tegeran dan kayu nangka untuk warna kuning. Rahayu juga memanfaatkan daun ketepeng, daun indigo, daun jolawe, dan masih banyak lagi.

Tidak jauh dari Galeri Batik Damaran Burno, pengunjung juga dapat mengunjungi toko oleh-oleh Burno Sari yang menyediakan aneka olahan pisang, seperti sale pisang dan keripik pisang. Pisang yang digunakan pun bermacam-macam, seperti pisang kirana, cavendish, pisang ambon, dan pisang tanduk.

Toko oleh-oleh ini memberdayakan ibu-ibu di sekitar Desa Burno, mulai dalam proses pengupasan pisang hingga membungkus sale dan keripik pisang ke dalam kemasan. Setelah dikupas dan dijemur, lalu pisang dioven selama 48 jam agar mengering dan menjadi sale pisang. “Kemudian dibungkus satu-satu,” ujar salah satu pekerja ketika tim Katadata Green bertanya mengenai proses pembuatan sale pisang.

Nantinya, kulit pisang dikumpulkan di dalam satu tempat dan akan dijadikan pakan ternak, seperti kambing.

Proses pembuatan sale pisang di toko oleh-oleh Burno Sari. (Katadata/Almas)

Desa Burno juga dikenal sebagai kampung susu karena banyak penduduknya berternak sapi dan kambing sehingga berpotensi menghasilkan susu segar dan berkualitas.

“Di sini disebut kampung susu karena sangat berpotensi dan dapat dijadikan wisata juga,” kata anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wono Lestari Endro kepada Katadata Green, Rabu (24/1). Dia juga memiliki peternakan sapi sekaligus sebagai pengelola ekowisata Siti Sundari. 

Masih di wilayah Desa Burno, terdapat peternakan kambing etawa senduro. Peternakan ini memiliki kambing bernama “Gatot” yang telah menjuarai Kontes Piala Presiden pada 2018 kategori Jantan Senduro Kelas D. Peternakan ini juga mengolah susu kambing menjadi susu bubuk dan telah sukses masuk ke pasar Malaysia dan Brasil.

Peternakan kambing milik salah satu warga Desa Burno. (Katadata/Almas)

Dengan keindahan alam dan potensi kekayaan di sekitarnya, destinasi wisata Wana Wisata Siti Sundari  memang layak dikunjungi ketika berkunjung ke Kabupaten Lumajang.

Reporter : Ardhia Annisa Putri Editor : Padjar Iswara
;

Katadata Green merupakan platform yang mengintegrasikan berita, riset, data, forum diskusi, dan komunitas untuk menginformasikan, bertukar gagasan, hingga kolaborasi untuk pembangunan hijau dan berkelanjutan di Indonesia.